Mohon tunggu...
Duta Aulia
Duta Aulia Mohon Tunggu... Jurnalis - Pekerja.

Mata dua mulut satu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gini Amat Hidup

30 April 2020   17:22 Diperbarui: 30 April 2020   22:25 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Instagram/Demaskvn) 

“Buu… buu… buka buuuu,” teriak Boni yang penuh gelisah mengetuk pintu rumah Bu Tarwan.

Bu Tarwan yang kala itu sedang tertidur lelap tiba-tiba terbangun karena mendengar ketukan pintu yang cukup membuat bising gendang telinganya. Dengan tampilan khas emak-emak menggunakan daster yang kucel, Bu Tarwan segera berjalan ke arah pintu rumahnya.

“Ada apa dik? Malam-malam teriak-teriak,” tanya Bu Tarwan.

“Itu bu, Toni bu anak ibu,” jelas Boni.

“Kenapa Toni?” mendadak raut wajah Bu Tarwan berubah panik.

“Ia tadi babak belur bu, abis dipulukin warga dan sekarang ada di kantor polisi,” ungkap Boni.

Karena mendengar kabar tersebut, mendadak kaki Bu Tarwan bergetar dan tangannya segera memegang kusen pintu untuk menahan badannya yang terasa ingin jatuh. 

“Bu ibu enggak apa-apa?” tanya Boni. Tanpa pikir panjang Boni segera membantu untuk menopang badan Bu Tarwan yang seakan mau pingsan.

Melihat kondisi Bu Tarwan yang semakin drop, Boni segera memopongnya ke kursi reyot yang berada tepat di teras rumah.

Di kursi reyot dengan kelir warna biru yang telah pudar, Bu Tarwan kembali menanyakan kabar anak tercintanya. “Kenapa anakku? Lalu bagaimana kondisinya sekarang?,” ungkap Bu Tarwan sembari meneteskan air matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun