Mohon tunggu...
Durrotul Muna
Durrotul Muna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Durrotul Muna

"Yang tetap dari dunia adalah perubahan" Maka buatlah perubahan yang semakin baik agar tidak merugi di kemudian hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dampak Psikologi Akibat Masa Pandemi COVID-19

23 Mei 2022   09:05 Diperbarui: 23 Mei 2022   09:13 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi dua menjadi kelas kecil dan kelas besar. Kelas kecil terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-kelas besar sekolah dasar yang terdiri dari kelas empat, lima, dan enam (Supandi, 1992). Menurut Witherington (dalam Makmun, 1995) bahwa usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya.

Meskipun pemerintah telah merancang sedemikian rupa program belajar dirumah untuk siswa tingkat sekolah dasar, namun proses adaptasi tersebut masih saja menimbulkan tekanan tersendiri pada siswa. Stres akademik adalah stres yang muncul karena adanya tekanan-tekanan untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan. Stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa Agista (2011)

Terdapat perbedaan tingkat stress pada siswa SD kelas besar dan kelas kecil. Tingkat stress pada siswa SD kelas besar lebih tinggi daripada siswa SD kelas kecil. Rata-rata tingkat stress siswa sekolah dasar kelas besar adalah 31,79 dibandingkan rata-rata tingkat stress siswa sekolah dasar kelas kecil adalah 29,67 dengan perbedaan rata-rata sebesar 2,11.

Stress merupakan akibat dari suatu kejadian atau serangkaian pengalaman individu yang dimaknai nagatif dan membuat individu tersebut tidak dapat menghadapinya (Ibung, 2008). Adanya perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang dihadapi menimbulkan situasi menekan bagi individu. Stress diakibatkan karena ketidaksesuaian persepsi antara tuntutan lingkungan dan kemampuan (Sarafino dan Smith, 2012). Pada stress akademik, ketegangan emosional yang dirasakan siswa dalam mengatasi tuntutan akademis dan berdampak pada kesehatan fisik maupun mentalnya (Dixit dan Singh, 2015). Pada siswa SD Kelas Besar, termasuk dalam tahapan perkembangan pra remaja (Hurlock, 1978), pra remaja ini mempunyai masa yang sangat pendek, kurang lebih hanya satu tahun. Dikatakan juga fase ini adalah fase negatif, karena terlihat tingkah laku yang cenderung negatif. Fase yang sukar untuk hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua. Sementara pada sistem pembelajaran dirumah, tatap muka yang minim dilakukan oleh guru menuntut anak untuk lebih banyak membangun komunikasi dengan orangtua.

Sebagaimana dampak psikologi yang dialami siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yang diungkapkan oleh Dwi Ratna Wulan, Cita Dwi Rosita, dan Tri Nopriana dalam penelitiannya. Pelaksanaan pembelajaran online pada mata pelajaran matematika masih kurang efektif. Siswa kesulitan menerima dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena psikologi siswa yang rendah terhadap pembelajaran matematika. Psikologi siswa sangat berpengaruh terhadap pembelajaran matematika. Psikologi siswa sangat berpengaruh terhadap pembelajaran matematika dan juga berpengaruh terhadap hasil belajar, motivasi belajar, serta prestasi belajar siswa. Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami materi matematika pada pembelajaran online yaitu 1) siswa kurang mampu dalam memahami materi yang ditampilkan, 2) siswa masih kesulitan dalam menjawab soal yang diberikan oleh guru, 3) siswa kurang merasa senang dalam pembelajaran. 

Berdasarkan hasil analisis jurnal "Dampak Pembelajaran Daring terhadap Psikologi Belajar Siswa SMA/SMK Sebagai Efek Pandemi Covid19 di Lingkungan Karang Buaya Pagutan Timur" menyatakan bahwa pembelajaran daring berdampak pada psikologi siswa. Dalam jurnal, penelitian dilakukan dengan 


mengambil sampel sebanyak 6 siswa dari SMA/SMK kelas X, XI dan XII. Keenam siswa tersebut adalah Fikrul Yakin, Fariza Marsyanti, Alfandi Noval, Yunia Diva Rahmatin, Safitri Ramdani, dan Harni Sari Wijayanti. Dalam penelitian tersebut, Peneliti menggunakan metode deskriptif. Sumber data diambil dari hasil melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi di tempat kegiatan siswa belajar.

Aplikasi yang digunakan siswa SMA/SMK di lingkungan karang buaya pasukan timur adalah whatsapp, google Classroom, zoom dan e-mail. Namun aplikasi yang sering digunakan siswa adalah whatsapp dan google Classroom karena penggunaannya yang mudah dan tidak mengeluarkan banyak biaya. Namun masih ada saja kendala yang muncul seperti tidak ada kuota, jaringan tidak stabil dan sebagainya. Banyak siswa yang mengeluh tentang pembelajaran daring di rumah selama masa pandemi Covid19 Sebagaimana yang diungkapkan oleh enam siswa SMA/SMK di lingkungan Karang Buaya. Dampak psikologi yang dialami keenam siswa tersebut rata-rata hampir sama. 

Dalam pembelajaran daring siswa tidak fokus belajar dan materi yang disampaikan guru kurang mengerti dan tidak diingat lama karena banyak materi yang harus diingat juga. Beberapa siswa merasa pengetahuan mereka tidak berkembang karena keterbatasan waktu sehingga kurang menguasai materi. Akibat banyaknya tugas, siswa merasa tertekan, malas, bosan dalam mengerjakannya. Saat mengerjakan tugas terkadang mereka merasa tidak percaya diri dengan jawaban sendiri, sehingga mereka cemas dan akhirnya mencari melalui internet. Munculnya perasaan kurang nyaman dengan belajar daring mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun. Keadaan ini tentu saja memberikan dampak pada kualitas belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian pengaruh psikologi yang dialami siswa meliputi pengindraan dan presepsi, memori, ingatan dan lupa, berfikir, gejala perasaan dan emosi, intelegensi dan motivasi. 

Dari penjelasan diatas, dampak psikologi yang dialami siswa SMA/SMK di lingkungan Karang Buaya diantaranya membuat rasa ingin tahu berkurang, malas belajar, bosan, tugas yang menumpuk, tidak percaya diri dengan jawaban sendiri, tidak semangat, kurang pengetahuan, menurunnya perkembangan pola pikir siswa dan dapat menimbulkan dampak kesehatan mental dan fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun