Bila anak masih terus menangis, beri anak waktu, biarkan mereka "menyelesaikan" perasaannya. Tapi tetap harus diberi pengawasan agar jangan sampai anak melukai atau melakukan hal-hal yang bersifat destruktif. Jika sampai terjadi, bawa anak masuk ke dalam mobi, atau bila di dalam rumah, ajak masuk ke ruangan yang tidak memungkinkan anak melakukan kekerasan fisik. Beri pengertian kepada anak atas apa yang dia lakukan.
Seringkali ketika ini terjadi, orang tua seperti kehabisan kesabaran. Menjauhlah sebentar. Tenangkan diri, jangan sampai orangtua menjadi emosi lalu melakukan hal-hal yang akan kita sesali setelahnya. Saya pernah, saya membentak anak saya, dia ketakutan, lalu saya menyesal, menangis. Maka disini peraan pasangan sangatlah penting. Namun ketika ayah anak-anak tidak bersama maka orang sekitar juga perlu diberdayakan. Minta tolong dengan orang yang di rumah untuk mengawasi anak selagi kita cooling down.
Setelah tenang, namun anak masih menangis, peluk saja anak kita. Percayalah, pelukan orang tua adalah obat paling mujarab bagi rengekan anak. Itu sudah saya buktikan sendiri. Peluk mereka dengan cinta kasih. Bisikkan alasan-alasan kita tidak mengabulkan permintaannya atau melarangnya melakukan sesuatu, yang membuat anak menangis.
Selebihnya berdoa; selalu diberi kekuatan untuk mendidik anak-anak menjadi anak yang sholeha diberikan kesabaran lebih dan kesehatan agar dapat terus "meladeni" sikap-sikap ajaib anak-anak. Tantrum akan berkurang dengan seriring pertambahan usia, tetapi bila penangan tantrum tidak dilakukan dengan tepat dan konsisten, tentu akan memunculkan sikap pemberontak di kemudian hari.
Yakinlah, masa ini akan berakhir indah dengan kesabaran. Menjadi orang tua adalah belajar setiap waktu. Masa anak-anak tidaklah dua kali, janganlah kita menyesal karena salah mengambil sikap menghadapi keunikan mereka.