Mohon tunggu...
Tia Marty
Tia Marty Mohon Tunggu... Freelance-Blogger-Writer -

Freelance writer|Backpeker|Blogger |owner Zahira Hijab Store

Selanjutnya

Tutup

Money

BAPPENAS Berikan Solusi Untuk Masalah Ketimpangan Sosial

7 Oktober 2017   17:59 Diperbarui: 7 Oktober 2017   18:31 2985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat, dan hal itu mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, berbagai masalah juga semakin meningkat, seperti pengangguran, kemiskinan dan kebodohan. Jika ketimpangan sosial dibiarkan begitu saja, maka akan menimbulkan kesenjangan sosial dan memiliki efek negatif, kejahatan juga semakin meningkat, untuk itulah Bappenas mengusung tema ketimpangan sosial sebagai tema Indonesia Development Forum (IDF) 2017.

Seperti dilansir oleh   www.bappenas.go.id (3/8/2017) "Tahun depan (2018) kami akan mengangkat tema ketimpangan di tingkat wilayah atau disparitas regional." tutur Menteri Bambang. Tak hanya itu Kepala Bappenas juga memberikan informasi tentang tujuan dasar IDF memang Ingin mencari terobosan baru dari ahli-ahli internasional mengenai kemiskinan dan ketimpangan dan yang telah duiji di komunitas menjadi pembelajaran bagi daerah lain.

Bappenas sendiri sebagai lembaga yang merencanakan pembangunan nasional yang menerapkan beberapa strategi dan upaya menurunkan ketimpangan sosial. Inilah beberapa ketimpangan yang menjadi masalah di era globalisasi, yaitu :

1. Menurunkan angka pengangguran dengan melakukan penyerapan jumlah siswa lulusan SMK serta kemitraan antara industri dan pendidikan, pastinya dengan memberikan keterampilan khusus agar bisa dengan mudah bersaing. 

2. Menurunkan ketimpangan kekayaan, dengan cara penarikan pajak yang lebih masif, program afirmasi yang efektif dan penyaluran kredit UMKM, dengan begitu UMKM akan lebih berkembang dan siap bersaing. 

3. Menguatkan industri berbasis rakyat dengan penguatan industri kecil, reforma agraria dan pengelolaan perhutanan sosial yang lebih efektif.

Semua itu bisa dilakukan asal seluruh pihak yang terkait bisa bekerja sama dan berkomunikasi secara baik. Seperti dilansir merdeka.com (11/8/2017)"Oleh karena itu, pemerintah memerlukan dukungan dan kerja sama atau kolaborasi dengan semua kalangan seperti LSM, akademisi, pemerintah daerah, swasta dan pemangku kepentingan lainnya," ucap Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menutup acara Indonesia Development Forum (IDF) 2017.

Seperti dilansir www.harnas.co Senin, (11/9/2017) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan ada empat faktor penyebab ketimpangan sosial di Indonesia. Keempatnya harus segera diperbaiki untuk meningkatkan standar kesejahteraan masyarakat karena kesejahteraan masyarakat menutup kesenjangan yang terjadi di kelompok masyarakat Indonesia. Inilah empat faktor kesenjangan sosial, yaitu :

1. Faktor pertama yaitu menyediakan akses dasar terutama bagi masyarakat miskin yang berlokasi di pedesaan atau di yang berada di pelosok. Akses dasar itu meliputi Kesehatan, pendidikan,  listrik dan rumah yang memiliki fasilitas sanitasi yang memadai dan air bersih.

2. Faktor kedua yaitu masalah ketimpangan kualitas pekerjaa bagi sebagian kelompok masyarakat. Masyarakat dengan keterampilan minim terjebak dalam pekerjaan, dengan produktivitas dan upah rendah. Untuk itu, sangat diharapkan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan itu harus upgrade ilmu, meningkatkan kompetensi dengan mengikuti pelatihan atau keterampilan, melalui program yang disediakan pemerintah pusat dan daerah, dengan begitu bisa bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak.

3. Faktor ketiga yaitu Ketimpangan pendapatan dan aset yang terjadi hampir di seluruh kelompok masyarakat. Warga dari kelompok terkaya masih memiliki kebanyakan aset atau pendapatan yang cukup besar. Hal ini menjadi jurang yang pemisah yang menyebabkan masalah ketimpangan sosial, bahkan hingga bisa membuat tindakan kriminalitas yang tingggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun