Mohon tunggu...
Nurlina (Tinta Ungu)
Nurlina (Tinta Ungu) Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selain aktif sebagai tenaga pengajar juga aktif menulis pada beberpa platform menulis digital. Telah menerbitkan 3 buah buku antologi cerpen dan 1 buah buku kumpulan cerpen solo.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melukis Tawa di Atas Luka

2 September 2023   12:12 Diperbarui: 2 September 2023   12:15 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://weddingku.github.io/analisis/post/gambar-wanita-menangis-dalam-hujan/.

Duhai hati yang pernah terpatahkan karena disepelekan.  Duhai jiwa yang pernah rapuh karena direndahkan.   Duhai kalbu yang pernah tergores luka karena di pandang sebelah mata.  Tak perlu berkecil hati.  Tak mengapa jika tangis kecilmu memecah kesunyian malam di atas sajadah tuk mengadukan semua kegundahan hati pada Tuhanmu.  Tak perlu risau, cukup kamu saja yang paham rasa sakit karena disepelekan, tak perlu melakukan hal yang sama.  Langitkan saja doamu dan Tuhan tidak akan pernah mengabaikan hamba-Nya yang sedang menangis pilu karena kepedihan hati.  Tetaplah berjalan di atas jalan kebenarn-Nya.  Tak perlu lelahkan dirimu tuk mencari pembenaran selain pada-Nya, karena sejatinya kebenaran paling hakiki hanyalah dari-Nya.

Benar saja, hidup ini tidaklah selalu berjalan sesuai dengan ekspektasi.  Ada saja hal yang terkadang memaksa untuk menitikan air mata.   Bahkan ujian terberat terkadang bersumber dari orang terdekat yang notabene adalah orang paling seharusnya ada untuk menjamin memberi kebahagiaan, tetapi di sisi lain orang yang paling berpotensi pula untuk menyakiti adalah orang terdekat. 

Tidak semua mahluk tuhan terlahir dengan segala limpahan materi.  Di zaman yang serba modern seperti ini, manusia pada umumnya akan memandang seseorang hanya dari segi materinya.  Benar saja kata segelintir orang orang bahwa jika menginginkan dianggap sebagai saudara maka perbanyaklah hartamu, maka mereka akan datang dengan segala kepalsuannya yang tidak menutup kemungkinan akan meninggalkanmu jika harta dunia  tak lagi bersisa. 

Menguatkan diri untuk bangkit dan tegar ketika dipandang sebelah mata, direndahkan ataupun disepelekan memang bukanlah perkala yang mudah.   Hal yang paling fatal ketika direndahkan adalah kehilangan kepercayaan diri yang bahkan akan berakhir tragis dengan cara mengakhiri hidup dengan harapan menguragi beban hidup di dunia yang pada kenyaaannya beban di dunia memang akan usai, tetapi beban pertanggungjawaban di akhirat belumlah usai.

Walaupun dalam prosesnya untuk bangkit kembali tidaklah mudah, tetapi yang dibutuhkan hanyalah keyakinan hati untuk kembali menatap dunia dengan penuh pengharapan yang jauh lebih baik.   Yakinkan hati bahwa esok, dunia akan baik baik saja, meski dengan ataupun tanpa satupun yang menguatkanmu.  Tak perlu menyalahkan dan melukai dirimu sendiri lebih dalam lagi, cukup luka itu dari orang lain.  Yakinkan hati, bahwa kamu mampu untuk membalut luka itu hingga benar benar pulih.  Kamu cukup meyakinkan hati untuk bangkit lebih kuat lagi dan tersenyum menjalani skenario Tuhan.   Sekuat kuatnya pegangan dan sandaran hidup di dunia, sejatinya sandaran terkuat hanyalah kepada-Nya. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun