Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Barus, Lokasi Masuknya Islam Pertama di Indonesia

13 November 2017   18:11 Diperbarui: 14 November 2017   23:45 7648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kuburan syekh mahmud 9m, dokumen pribadi

menuju anak tangga pertama, dokumen pribadi
menuju anak tangga pertama, dokumen pribadi
Di setengah perjalanan, air minum habis satu botol, saya berhenti sejenak dan membeli air minum lagi pada pedagang yang mendirikan tenda perhentian di situ, harganya lumayan, kalau di "mall sejuta umat" sekitar Rp 3.800,- maka di sini harganya Rp 8.000,-. Tapi semahal apapun air jika sangat dibutuhkan pasti rasa terima kasih menghilangkan kedongkolan akibat harga yang mahal.

keringat mulai mengucur, dokumen pribadi
keringat mulai mengucur, dokumen pribadi
Dengan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam, sampailah saya ke puncak bukit, sungguh rasa lega yang luar biasa. Di luas dataran tanah sekitar 10 x 10 meter, terdapat sebuah kuburan yang panjangnya sekitar 9 meter dengan ketinggian batu nisan yang terbuat dari batu alam sekitar 1 meter. Sebagaimana makam kuno, di atas tanah perkuburan hanya dihamparkan batu-batu koral kecil. Terdapat tulisan Bahasa Arab di batu nisan yang sudah buram, menurut penjaga makam tulisan tersebut terbaca "Syekh Mahmud".

kuburan syekh mahmud 9m, dokumen pribadi
kuburan syekh mahmud 9m, dokumen pribadi
Luar biasa ciptaan tuhan, di atas bukit ini saya merasakan kebesaran Allah, pemandangan yang indah ke hamparan laut lepas, Samudera Hindia. Pulau-pulau kecil di tengah samudera begitu memesona, Nampak jelas Pulau Mursala dengan air terjunnya yang turun ke laut. Pulau karang yang pantainya dikelilingi oleh hamparan karang laut. Dan pulau-pulau lain yang terlihat berjarak dekat satu dengan lain semakin menambah indahnya pemandangan.

Saat balik badan menghadap ke daratan, saya disuguhi dengan barisan gunung yang tinggi serta kabut yang mengelilinginya pertanda hawa sejuk di sana  sangat kental. Sambil tak henti-henti memuji kebesaran tuhan, saya menggunakan kesempatan membaca Al Fatihah untuk ahli kubur. 

DOKUMENTASI PRIBADI
DOKUMENTASI PRIBADI
Dan lagi-lagi saya menemukan kepercayaan masyarakat yang diluar keyakinanku, yaitu : mereka percaya datang ke sini dengan satu keinginan atau cita-cita dan meniatkannya di hadapan makam, lalu mengikat akar pohon atau dahan dengan plastik yang sebagian besar bekas label minuman mineral. Kelak, jika keinginan mereka terkabul, mereka harus kembali lagi ke sini dan melepaskan ikatan tersebut, jika tidak, maka nikmat yang dia dapat akan hilang kembali.

Tibalah waktunya untuk turun, saya menyempatkan diri berwakaf sebatang pohon yang akan ditanam mengikuti anak tangga dan dilabeli nama pewakaf. Saya tertarik meninggalkan jejak di sini, dengan membawa nama Kompal (Kompasianer Palembang). Perjalanan turun yang membuat kaki gemetar tak hendak pula saya ceritakan, karena itu memang resiko orang yang takut akan ketinggian. Sekian dulu dan semoga bermanfaat.

logo kompal
logo kompal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun