Mohon tunggu...
Duen Sant Duary
Duen Sant Duary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Filsafat Unpar

Pencinta seni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ordo Sanctae Crucis, Si Tua yang Tetap Eksis

23 Juni 2022   12:07 Diperbarui: 23 Juni 2022   12:16 2675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Namun, di tengah kesibukan pencarian jati diri ini, pada saat yang sama Gereja Eropa menghadapi gerekan-gerekan reformasi yang sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan OSC. Mereka bahkan hampir kehilangan arah. 

Dalam kondisi seperti inilah OSC berusaha untuk mencari cara agar mereka tetap bisa bertahan. Humanisme yang semakin berkembang juga mendorong para pemimpin ordo saat itu untuk mengikuti perkembangan zaman. Pada awal abad ketujuh belas, usaha mereka membuahkan hasil. OSC mulai membangun pijakannya dengan memasuki berbagai universitas di Eropa.

Abad XVIII-XIX

Pada abad kedelapanbelas, Eropa diliputi pergolakan fiscal, termasuk juga memengaruhi cara pandang sosio-kultural masyarakat pada saat itu. Hal ini tentu saja berpengaruh besar pada kehidupan spiritual dari komunitas religius, termasuk OSC. Revolusi Prancis diikuti munculnya sekularisme menimbulkan perubahan cara pandang masyarakat pada Gereja dan juga agama. 

Pada akhirnya, dalam ordo sendiri mulai muncul pertentangan-pertentangan tentan hidup bersama dan kebebasan pribadi. Hidup membiara juga mulai kehilangan dayanya karena dianggap tidak sesuai dengan pola berpikir sekular. 

Para pemimpin bersusaha meredam gejolak pada saat itu tanpa membuahkan hasil yang signifikan. Pada masa inilah ordo seolah kehilangan cahayanya. Hidup membiara tidak lagi menjadi populer dan ditinggalkan oleh anggota-anggotanya. Bahkan, biara pertama OSC di Huy ditutup sejak wafatnya Prior-General Jaques Dubois (1796). Pada saat itu, hanya ada empat anggota OSC yang tersisa.

Abad XIX-XX

Pada masa ini ordo kembali memperoleh angin segar. Tahta Kerajaan Belanda yang mengalami pergantian kepemimpinan mendorong munculnya suatu jalan baru bagi ordo. Keempat anggota yang dipimpin oleh Jakobus van Winden menerima anggota baru yaitu seorang imam sekulir Henricus van den Wijmelenberg (40 tahun). 

Henricus inilah yang membawa perubahan besar bagi ordo. Setelah menjadi Komisaris-General ordo, Ia melakukan upaya untuk membangkitkan kembali OSC. Dalam sekejab, biara OSC di Uden dibanjiri banyak calon. Pada tahun 1845, biara tersebut penuh sehingga mendorong pembangunan biara di Diest (1845) dan Maaseik (1855).

Pada tahap ini, kehidupan vita mixta (memperhatikan karya di luar biara tanpa melupakan doa harian di komunitas) juga mengalami perkembangan. Bahkan, Roma juga memberi izin bagi ordo untuk mulai terlibat dalam karya di luar Eropa seperti di Amerika pada abad kesembilan belas. Pemerintahan Hencricus van Wijmelenberg mendorong perubahan pada tiga dimensi dalam ordo. 

Pertama, dengan mempelajari arsip dan juga sejarah ordo, dia memulihkan bentuk organisasi dan juga kewenangannya. Kedua, dia menekankan hidup vita mixta dan membangun seminari sebagai wadah pembinaan generasi muda ordo. Ketiga, dia menekankan disiplin, askese, dan liturgi sebagai bagian dari identitas ordo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun