Mohon tunggu...
Dudi Ridwandi
Dudi Ridwandi Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Mahasiswa, dan Administrasi

Sederhana, ndeso

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Markotop dan Kemetak (16)

26 Februari 2018   08:16 Diperbarui: 26 Februari 2018   08:55 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Tahun 2018 ini tahun politik, artinya akan ada pemilihan kepala daerah secara serentak. Calon pun sudang ancang-ancang untuk mensosialisasikan visi dan misi mereka. Si Kemetak pun ikut-ikutan menjadi pendengar calon itu dengan harapan di beri uang 50 ribu seperti tahun-tahun sebelumnya. 

Padahal di kampungnya juga ada yang nyalon si Sudrun, tetapi dia lebih memilih calon yang memberikan selembar uang biru kepadanya daripada tetangganya yang secara modal untuk nyalon sedikit atau tidak memberinya uang. 

Markotop pun berkata kepada Kemetak " Tak, apakah kamu pertaruhkan harga diri kamu dengan selembar uang biru yang nantinya berdampak 5 tahun kedepan. Lebih baik kamu memilih yang sreg dihati dan yang jelas bisa memikirkan rakyat selama 5 tahun ke depan". 

Lalu Kemetak beguman dalam hati " Iya juga ya, kalau dihitung uang 50 ribu selama 5 tahun berarti satu tahunnya cuma 10 ribu, sedang si calon itu selama 5 tahun pasti tidak memikirkan kita. Dia pasti memikirkan gimana caranya modal untuk kampanye dan nyalon bisa kembali lagi".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun