Mohon tunggu...
De ShilaSyailinda
De ShilaSyailinda Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Anggrek Langka dengan Teknologi DNA Barcoding

23 Juni 2025   20:13 Diperbarui: 23 Juni 2025   20:23 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki intraspesifik divergence yang tetap terpisah (tidak tumpang tindih)

  • Hasil pohon filogenetik konsisten dengan klasifikasi taksonomi (bootstrap > 89%). Misalnya, pada gambar 1 menunjukkan bahwa spesies Coelogyne nervosa dan C. pandurata masing-masing membentuk kelompok tersendiri dengan nilai bootstrap yang kuat. Ini menunjukkan bahwa ITS mampu menggambarkan hubungan antar spesies sesuai dengan klasifikasi taksonomi yang berlaku. Sebaliknya, pada gambar 2 dan 3 yang menggunakan penanda matK dan rbcL menghasilkan pohon dengan struktur lemah, bahkan mencampur spesies dari genus atau subfamili yang berbeda, seperti Paphiopedilum dan Bulbophyllum, yang semestinya tidak berkerabat dekat.

  • Gambar 1. Pohon ML menggunakan barcode DNA ITS
    Gambar 1. Pohon ML menggunakan barcode DNA ITS
    Gambar 2. Pohon ML menggunakan barcode DNA matK
    Gambar 2. Pohon ML menggunakan barcode DNA matK
    Gambar 3. Pohon ML menggunakan barcode DNA rbcL
    Gambar 3. Pohon ML menggunakan barcode DNA rbcL

     

    Studi Serupa Mendukung ITS

    Walau ITS tidak selalu cocok untuk melihat hubungan antar kelompok besar tumbuhan, bagian ini sangat berguna untuk membedakan spesies yang masih dalam satu kelompok kecil, seperti satu genus atau bahkan varietas dalam satu spesies.

    Penelitian-penelitian sebelumnya pada anggrek seperti Dendrobium, Habenaria, dan Paphiopedilum juga membuktikan bahwa ITS memang efektif digunakan. Bahkan, kelompok peneliti internasional dari China juga menyarankan ITS (atau bagian dari ITS yang disebut ITS2) dimasukkan ke dalam barcode utama untuk tanaman berbunga, karena hasilnya yang sangat menjanjikan.

    Namun, dalam penelitian ini, dua penanda DNA lain yaitu matK dan rbcL tidak berhasil membedakan anggrek-anggrek India yang diteliti. Mungkin karena spesies yang diuji sangat mirip satu sama lain, sehingga hanya ITS yang cukup sensitif untuk menangkap perbedaannya.

    Kesimpulan

    Penelitian ini melibatkan 62 sampel dari 35 spesies anggrek langka dan endemik India yang berasal dari 7 genera, dan berhasil memperkenalkan 10 spesies anggrek dari kawasan Western Ghats yang sebelumnya belum tercatat dalam basis data ilmiah global. Sebanyak 133 urutan DNA barcoding berhasil diidentifikasi, dengan 20 urutan ITS, 12 matK, dan 14 rbcL yang merupakan data baru bagi database GenBank. Berdasarkan analisis jarak genetik, pencocokan BLAST, dan pohon filogenetik, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah ITS merupakan penanda DNA paling akurat dan efektif sebagai barcode tunggal untuk mengidentifikasi spesies anggrek di India.

    Daftar Pustaka

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun