Rektor Universitas Palangkaraya (UPR) Layak Menjadi Calon Menteri Kabinet Kerja Jokowi - Ma'ruf Amin

Ramah, Energik, Visioner, Jiwa Sosial yang Tinggi serta Dekat dengan Bawahan, Para Mahasiswanya dan Masyarakat Adat.

Inilah Kesan yang Kami Peroleh Ketika Beliau Berkarya dalam Forum Intelektual Dayak Nasional

Berbagai pertanyaan seputar siapa saja nama yang akan menerima amanat dari Presiden untuk menjadi para Pembantunya dalam Kabinet Kerja Periode 2019 -- 2024 Kini menjadi perbincangan hangat di Kalangan Masyarakat Indonesia, tidak terkecuali bagi masyarakat Dayak yang sudah merindukan kehadiran perwakilan terbaik mereka untuk turut andil dalam penyelenggaraan negara. 

Bukan hal aneh jika masyarakat Dayak mempertanyakan hal itu, karena hingga kini tercatat belum ada Kader Terbaik masyarakat Dayak yang turut dilibatkan dalam penyelenggaraan Pemerintahan untuk menduduki posisi strategis penyelenggaraan negara, meskipun peran dan partisipasi Masyarakat Dayak dalam pembangunan Nasional sebagai Pribumi Asli dari Kalimantan cukup tinggi.

Tulisan ini bukanlah persoalan minta Jatah, atau menuntut sebuah jabatan dari negara, namun harapan sebagian besar masyarakat Dayak agar ada kader -- kadernya yang diakomodir pemerintah pusat dalam komposisi Kabinet Kerja Jokowi -- Ma'ruf Amin, akan sedikit demi sedikit menghilangkan kesan bahwa negara tidak memperhatikan atau mengabaikan keberadaan masyarakat Dayak yang dikenal loyal dan setia pada NKRI, terbuka dan mendukung berbagai program pembangunan di Kalimantan serta bersikap terbuka dan mendukung perpindahan Ibu Kota Negara ke Pulau Kalimantan. 

Bagi masyarakat Dayak, NKRI ini adalah milik bersama sehingga semua komponen masyarakat perlu untuk dilibatkan dalam menentukan kebijakan pembangunan nasional, apalagi masyarakat Dayak yang mulai gerah akibat dinamika perubahan sosial, politik, lingkungan hidup, ekonomi dan lain sebagainya sebagai dampak dari program -- program pembangunan yang ada di Kalimantan, namun kader -- kader terbaik mereka yang layak dan mampu berkarya bagi negara cenderung kurang dilibatkan oleh negara, baik pada masa Pemerintahan Orde Baru maupun Pasca Reformasi. 

Padahal kelompok -- kelompok masyarakat lain di negeri ini dalam sejarah perjalanan bangsa ini sudah memiliki banyak perwakilan untuk dilibatkan dalam mengurus Negara, sehingga bagi masyarakat Dayak, kerinduan akan adanya kader masyarakat Dayak yang juga turut mewarnai perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah hal yang wajar.

Pertanyaan yang kemudian menjadi kelanjutan dari dinamika ini adalah, siapa Kader dari Kalimantan yang layak dan dianggap mampu mengemban tugas negara sebagai pembantu Presiden dalam Kabinet Kerja? 

Kami terus mengamati dan menganalisa diskusi dan perdebatan di kalangan masyarakat Dayak, baik dalam media sosial, pertemuan -- pertemuan organisasi dan forum ilmiah, hingga menyaring pendapat dari para tokoh masyarakat Dayak berkesimpulan bahwa tokoh Intelektual yang diusulkan kepada negara untuk menjadi pembantu presiden memiliki kriteria yang nasionalis, berasal dari kalangan akademisi atau non politik, profesional, memiliki visi membangun NKRI serta memiliki keberanian dan idealisme serta integritas untuk mengeksekusi program dan kebijakan pemerintah demi terwujudnya target -- target capaian kerja yang menjadi program kerja prioritas Presiden. 

Karena itu dibutuhkan seorang sosok yang memiliki daya analisis, konsistensi, latar belakang keilmuan dan profesionalisme yang baik serta mampu menjadi sosok yang membanggakan karena kinerjanya yang baik dalam membangun bangsa.

Salah Satu Tokoh Intelektual Dayak yang cukup menjadi perhatian adalah Sosok Rektor Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Bagi masyarakat Dayak, wajar jika figur energik dan Visioner yang satu ini turut menjadi sosok yang dapat dipertimbangkan oleh presiden untuk menjadi Menterinya. 

Salah satu alasannya adalah beliau selain menjadi pemimpin salah satu Universitas Negeri Terkemuka di Kalimantan, juga dikenal sebagai tokoh daerah yang mau meluangkan waktunya untuk berbakti kepada masyarakat melalui partisipasinya dalam organisasi -- organisasi kemasyarakatan seperti Ketua Harian Dewan Adat Dayak Provinsi Kalimantan Tengah, Ketua DPD Forum Intelektual Dayak Nasional, menjadi pembina bagi Organisasi kemasyarakatan dan aktif mendukung kegiatan -- kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas pembangunan sosial, ekonomi, lingkungan hidup dan kebudayaan masyarakat.

Kami angkat sosok Beliau, karena kebetulan yang bersangkutan adalah Kolega kami dalam Organisasi Forum Intelektual Dayak Nasional (FIDN). Dimana Bapak Rektor di sela -- sela kepadatan tugasnya mau dan berkomitmen tinggi untuk membina perkumpulan Intelektual Dayak dari Seluruh Kalimantan Tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. 

Dari interaksi yang dilaksanakan beberapa tahun ini kami menemukan sosok yang bersahaja, dan selalu meluangkan waktu untuk menghadiri pertemuan -- pertemuan Ilmiah dan rapat -- rapat Organisasi, yang mana hal ini sulit untuk ditemukan bagi figur lain yang menduduki jabatan Prestisius sebagai seorang Rektor di sebuah Kampus Negeri. 

Bagi saya yang juga seorang Akademisi, saya tahu betul kesibukan seorang Rektor, bahkan bagi Pejabat setingkat Kajur atau Kaprodi saja sangat sulit untuk bertemu, karena kepadatan jadwal di sana sini. 

Disamping itu, berbagai prestasi dan HAKI juga beliau peroleh disamping seabrek karya Tulis ilmiah dalam bentuk Buku dan Makalah yang banyak mengangkat tentang kebudayaan Dayak, kearifan lokal, Perlindungan dan Pelestarian lingkungan serta Makalah -- makalah ilmu sosial lain yang banyak lahir dari pemikiran -- pemikiran brilian beliau.

Dalam beberapa kesempatan, para pengurus berseloroh, Pak Rektor kita ini cocok menjadi menteri Sosial atau Menteri Lingkungan Hidup, meskipun dengan rendah hati beliau berujar bahwa dengan menjadi seorang Rektor sudah anugerah luar biasa dari Tuhan karena diberi kesempatan untuk melayani Civitas Akademika dari Perguruan tinggi terbesar di Bumi Kalimantan Tengah ini tanpa perlu berfikir aneh -- aneh lagi untuk jabatan lain. 

Namun kami yang mengenal kepribadian beliau memiliki impian, bahwa sosok dari Tokoh Intelektual ini akan memiliki kesempatan untuk mengimplementasikan visi yang lebih luas bukan hanya di level Kampus semata, namun bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Karena itu, bagi Perkumpulan Forum Intelektual Dayak Nasional, sosok Pak Rektor ini cocok untuk diajukan kepada Presiden Terpilih Bapak Ir. H. Joko Widodo untuk menjadi pembantu beliau di Kabinet kerja Periode 2019 - 2024.

Mengapa menteri Sosial Atau Lingkungan Hidup mesti diprioritaskan bagi kader terbaik masyarakat Dayak? Karena selain akan ada ekses Sosial akibat perpindahan Ibu Kota Ke Tanah Kalimantan, juga dampaknya terhadap lingkungan hidup akan dirasakan oleh masyarakat Dayak sebagai penduduk asli Kalimantan. 

Secara sosiologis, akan ada banyak persoalan sosial di Pulau Kalimantan sebagai dampak dari tingginya mobilisai manusia ke kawasan ibu Kota Baru ataupun persoalan lingkungan hidup yang hanya mampu dipahami oleh kader masyarakat Lokal suku Dayak yang dikenal memiliki kearifan lokal dalam mengelola lingkungan hidup. 

Karena itu, penting bagi kami untuk menyuarakan keinginan dan isi hati kami sebagai komunitas yang menjadi bagian dari NKRI yang terbaikan perannya selama ini.

Sebagai penutup, mohon Yang Mulia bapak Presiden terpilih Ir. H. Joko Widodo dan Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin untuk dapat mempertimbangkan secara serius keinginan masyarakat Dayak dari Kalimantan kali ini. 

Bagi masyarakat Dayak, NKRI ini adalah milik kita bersama, dan setiap golongan masyarakat mesti dapat diberikan peran sesuai potensi dan kemampuannya masing -- masing agar tidak ada perasaan terpinggirkan dan tersisihkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di NKRI yang kita cintai bersama ini. 

Masyarakat Dayak adalah kelompok kecil negeri ini yang Setia dan Taat pada Negara dan Pemerintah NKRI, karena itu kami ingin agar kader -- kader terbaik masyarakat Dayak dapat menjadi bagian penting dalam memainkan peran dan pengabdian yang Kongkrit bagi kemajuan daerah, bangsa dan negara tercinta ini.

Salam Ketua Umum Forum Intelektual Dayak Nasional (FIDN)