Mohon tunggu...
Dwi Rahmadj Setya Budi
Dwi Rahmadj Setya Budi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku Suara Rakyat, Suara Tuhan; Mengapa Gerakan Protes Sosial Sedunia Marak?

Jangan risih jika berbeda, tapi waspadalah jika semua terlihat sama.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Sexy Killers", Romantisme Satu Persen Elite dan Potensi Golput

16 April 2019   17:13 Diperbarui: 16 April 2019   17:54 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah film dokumenter yang mengangkat masalah di balik perselisihan pembangunan PLTU, perusahaan tambang, dan elite-elite yang terlibat di dalamnya tengah menjadi sorotan. Sejak diluncurkan 13 April 2019, tepatnya di hari debat terakhir capares-cawapres, film dokumenter 'Sexy Killer' sudah ditonton lebih 6,9 juta orang. Dengan hadirnya film dokumenter ini, diperkirakan angka golput yang sebelumnya mencapai 30 persen (sumber: LSI) bisa terus meningkat.

Alasannya sederhana, dalam film ini kita disuguhkan fakta yang jauh dari apa yang kita bayangkan tentang 2 pasang capres-cawapres yang bertarung di Pilpres 2019 ini. Jika di depan layar televisi kita melihat dua pasang capres-cawapres ini sering terlibat persiteruan, begitu juga dengan timsesnya, kenyataan dalam film ini memperlihatkan sebaliknya. Fakta yang disuguhkan dalam film dokumenter ini memperlihatkan, bagaimana sebenarnya romantisme keempat tokoh ini bersama elite-elite lainnya merengkuh setiap jengkal tanah di republik ini.

Dalam film ini kita memandang politik Pilpres 2019 yang lebih kompleks. Seolah ada upaya mempertahankan kekayaan dan keuasaan elite 1 persen di negeri ini. Sehingga asumsi yang selama ini berkembang tentang settingan Pilpres hanya diikuti 2 pasang calon kembali menyeruak.

Dalam film dokumenter ini, kita dibawa pada dalang yang berada dibalik aktivitas PLTU dan tambang tersebut. Dari perusahaan PLTU, ada PT Adaro dengan beberapa nama terungkap seperti Sandiaga Uno, Erwi Suryadjaya, Teddy Rachmat, Benny Subianto, dan Gabribaldi Thohir (saudara Erick Thohir). Kemudian ada PT Rakabu Sejahtera dimana dulunya anak sulung Jokowi, Rakabumningraka, pernah menjadi pemegang saham dan komisaris dan digantikan Kaesang Pangarep (anak bungsu Jokowi).

Sementara itu, nama-nama lain di tambang batu bara adalah Oesman Sapta Oedang (penasihat TKN 01) di PT Total Orbit, Andi Syamsudin Arsyad di grup Johnlin, Hary Tanoesoedibjo di MNC Energy & Natural Resources dan 9 anak perusahaan, Jusuf Kalla di grup Kalla dalam 2 anak perusahaan.

Masih dalam hal tambang batu bara, di kubu Prabowo ada delapan perusahaan tambang di Kalimantan Timur. Sandiaga Uno di PT Saratoga Investama Sedaya, PT Adaro, lalu Hasyim Djojohadikusumo (adik Prabowo) di PT Hitam Perkasa, dan Ferry Musyidan Baldan (BPN) pemilik 3 perusahaan tambang di Berau.

Anehnya tambang yang menyisakan konflik sosial dan kerusakan lingkungan ini mendapat sertifikasi halal sehingga memiliki saham syariah di pasar modal. Ma'ruf Amin pun dianggap dalang di balik itu semua. Hal itu dikarenakan posisi Ma'ruf Amin selain calon wakil presiden dan Ketua MUI, juga sebagai Dewan Pengawas Syariah berbagai Bank dan perusahaan asuransi. Dengan segala fakta yang dikuaknya, Sexy Killer seakan menjadi alasan penguat bagi 30 persen orang yang memilih golput.

Pemilu sudah di depan mata. Siapapun yang menang dalam Pilpres 2019 nanti, pasti dalam lima tahun kedepan kita akan dipimpin oleh salah satu dari dua pasang calon yang dikuak oleh film ini. Cara yang pailing baik adalah dengan menggunakan hak pilih kita dengan memilih calon anggota legislatif dari partai yang mempunyai visi yang jelas dalam lima tahun kedepan. Tidak hanya partai yang 'mencla-mencle' mengemis limpahan suara dari pasangan capres-cawapres.

Dengan demikian setidaknya kita masih bisa berharap, ada fungsi pengawasan yang akan dilakukan oleh pemegang mandat rakyat atau anggota DPR. Jika kita tidak berpegang dengan dua tangan, setidaknya kita bergantung dengan satu tangan. Jika kita lepas keduanya, maka kita akan jatuh. Selamat memilih dan pastikan pilihanmu berada di partai yang tepat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun