Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

6 Kemampuan Ini Adalah Aspek Pemahaman Siswa, Apakah Siswa Sudah Betul-Betul Paham?

29 Januari 2023   14:00 Diperbarui: 3 Februari 2023   14:22 9210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bentuk kemampuan selanjutnya yaitu berempati. Kemampuan ini menunjukan bahwa siswa mampu menggunakan perasaan dalam proses berpikirnya. Sebab, target pembelajaran tidak berhenti di dalam kepala siswa, namun juga harus menggerakan hati mereka.

Kemampuan berempati terlihat ketika siswa mampu menempatkan dirinya pada posisi, kenyataan, dan keadaan yang berbeda dari dirinya. Siswa mampu merasakan emosi dan pikiran dari orang lain.

Sebagai contoh, dalam pembelajaran menulis cerpen, siswa mampu menyusun dialog yang mendalam, untuk tokoh cerpen yang mengalami musibah dalam konflik cerita.  

Bentuk kemampuan berempati ini menjadi aspek pemahaman siswa, yang menunjukan sensitivitas (kepakaan) siswa dalam berpikir. 

6. Kemampuan Refleksi Diri  (Self Knowledge)

Pemahaman siswa mengenai diri mereka sendiri juga menunjukan kerberhasilan proses pembelajaran. Siswa harus mampu menentukan apa yang telah mereka kuasai dan apa yang belum mereka kuasai.

Siswa bukan hanya dinilai oleh gurunya namun juga harus mampu menilai diri sendiri. Siswa mampu melakukan evaluasi dan refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari. Sehingga siswa dapat membangun integritas , dengan mengerjakan apa yang benar-benar mereka ketahui.

Bentuk kemampuan Self Knowledge  ini menjadi aspek pemahaman siswa, yang menunjukan kualitas kesadaran siswa terhadap kemampuan dirinya sendiri.

Keenam Bentuk kemampuan tersebut menjadi aspek pemahaman siswa, yang dapat terjadi secara simultan (serentak) dalam  suatu pembelajaran. Kita sebagai guru dapat menerapkannya di kelas sesuai dengan bidang mata pelajaran kita masing-masing.  

Marendra Aung J.W.

Sumber Konsep:

  • (Pembelajaran dan Asesmen, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah. Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi, RI. 2022)
  • (A Brief Introduction Center for Technology & School Change.Teachers College, Columbia University Ellen B. Meier, Ed. D., Co-Director.)
  •  (Wiggins, G., & McTighe, J. (1998). Understanding by Design. p. 85-97. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.)
  • (Alejandro Dvila1 Wiggins, G., & McTighe, J. (2005) Understanding by design (2nd ed.). Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development ASCD)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun