Mohon tunggu...
Ajer Fitri MD
Ajer Fitri MD Mohon Tunggu... dr. Ajra Fitri, MKM

MD at RSKD Jiwa Naimata Kupang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kehilangan dan Kesehatan Mental

13 Oktober 2025   10:12 Diperbarui: 13 Oktober 2025   10:12 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kehilangan seringkali dikaitkan dengan kematian, tetapi terkadang dapat pula terjadi karena kehilangan lain seperti perpisahan atau berakhirnya hubungan dengan seseorang. Kehilangan hal-hal tersebut merupakan hal yang tak terhindarkan dalam hidup, demikian pula dengan grief yang muncul setelahnya.

Grief atau dukacita dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam pikiran, perasaan, dan perilaku. Namun kesamaannya adalah grief muncul sebagai respon terhadap kehilangan atau loss (Worden, 2018). 

Untuk melihat keterkaitan antara grief dan gangguan mental, acuan yang dapat digunakan adalah panduan untuk mendiagnosis gangguan mental. Salah satu panduan yang umum digunakan adalah Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders (DSM) dari American Psychiatric Association (APA). Dan menurut DSM yang terbaru, grief termasuk kedalam bagian Episode Depresi Berat yang harus segera ditatalaksana dengan tepat. 

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari University of Leuveun, Belgia, mengungkapkan bahwa rasa sedih, duka, dan kecewa dirasakan 240 kali lebih lama daripada emosi negatif lain. 

Teori 5 fase berduka ini pertama kali dikemukakan oleh seorang psikiater bernama Elisabeth Kubler-Ross.

1. Fase Menyangkal (Denial): Menolak kenyataan yang menyakitkan.

2. Fase marah (Anger): Merasa marah terhadap situasi atau orang lain.

3. Fase tawar-menawar (Bargaining): Mencoba untuk menawar atau berharap situasi bisa berubah.

4. Fase depresi (Depression): Merasa sedih mendalam dan putus asa.

5. Fase menerima (Acceptance): Menerima kenyataan bahwa peristiwa tersebut tidak dapat diubah.

Tahapan ini tidak harus dilewati secara berurutan dan setiap orang bisa mengalami tahapan yang berbeda pada waktu yang berbeda atau tidak sama sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun