Mohon tunggu...
Drajatwib
Drajatwib Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis amatiran

Menggores pena menuang gagasan mengungkapkan rasa. Setidaknya lebih baik daripada dipendam dalam benak, terurai lenyap dalam pusaran waktu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenangan tentang Almarhum Iptu Yudi Rospuji dan Kawan-kawan

12 Mei 2018   00:30 Diperbarui: 12 Mei 2018   16:00 3066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Alm. Iptu Yudi Rospuji diambil dari halaman FB Aryuni

Kendati sudah undur dari organisasi Polri yang membesarkanku sejak masih perwira pertama tahun 1991 karena pilihan karier, namun kecintaanku terhadap institusi Bhayangkara tidak pernah luntur.

Kebanggan terhadap Polri selalu muncul ketika menyaksikan prajurit-prajurit Bhayangkara berhasil mencapai prestasi tertentu di setiap penugasan mereka.

Dan kecintaan terhadap Bhayangkara selalu tergugah kembali khususnya ketika institusi sedang dirundung duka karena gugurnya Bhayangkara muda saat menjalankan tugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Seperti pagi ini, ketika terbangun dari istirahat semalam.

Di Maiduguri masih jam 5 pagi, namun di Tanah Air sudah pukul 13 siang. Dan pesan singkat WA maupun halaman Facebook yang kuikuti dari smartphone-ku sudah mulai numpuk. Ketika menyortir pesan demi pesan, aku terhenti sejenak pada sebuah halaman Facebook mantan anak buah sewaktu masih di Mabes Polri dulu, Kompol Aryuni. Di dalam halamannya dia menyampaikan dukacita atas meninggalnya sahabat dekatnya. 

Sesaat aku mengamati nama dan foto yang tertulis dalam halaman itu dan terhenyak ketika menyadari salah satu yang meninggal dalam insiden kerusuhan di Rutan Salemba cabang Mako Brimob Kelapa Dua adalah Ipda Yudi Rospuji, mantan anggota di Mabes dulu sekitar tahun 93 sampai dengan 2005 sebelum aku pindah tugas ke Bali. 

Sebenarnya ketika insiden itu terjadi aku sudah mengikutinya melalui beberapa kolega yang terus memberikan update, namun berita tersebut semakin menyayat hati untuk terus di ikuti dan akhirnya aku memilih untuk menunggu kabar baik saja nantinya.

Ketika rilis pertama nama-nama korban, memang sepintas sempat melihat nama-nama alamarhum, namun belum sadar bahwa salah satunya adalah Rospuji.

Shock pagi itu membawa kenanganku kembali ke masa-masa ketika kami masih bekerja bersama disalah satu dinas di Mabes. Kami berada dalam Subdinas yang sama dan almarhum berada di bawah posisiku bersama beberapa bintara Polri yang lain. Saat itu dia masih fresh, berpangkat Bripda, orangnya loyal, santun, dan rendah hati.

Beberapa kali seingatku, almarhum pernah meminta waktu khusus untuk berdiskusi meminta saran untuk ikut kuliah ambil kelas ekstensi seperti teman-temannya seangkatan yang berjumlah 50 orang yang sudah terdaftar dalam program brasiswa dari Polri. Saat itu aku mendukung penuh keinginan dan semangatnya untuk kembali kuliah, karena saat itu aku pun juga sedang mengikuti kuliah di pascasarjana. 

Semenjak pindah tugas aku sudah kehilangan jejak berita tentang Rospuji sampai pagi tadi, semua ingatan membanjir kembali dan membuatku semakin merasa terharu.

Teramat sedih ketika mendengar bahwa istrinya pun ditinggalkan ketika sedang mengandung tua anaknya. Rasa miris tidak mampu membuatku bertahan untuk tidak meneteskan air mata. Karena meninggal saat menjalankan tugasnya, institusi memberikan kenaikan pangkat penghargaan Luar Biasa, dan pangkatnya naik menjadi Iptu (Luar Biasa) Yudi Rospuji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun