Mohon tunggu...
Drajat Drajat
Drajat Drajat Mohon Tunggu... karyawan -

kami yang selalu merindukan berada di negrinya sendiri yang mempunyai masa depan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

MAU DI BAWA KEMANA NEGARA INI

21 Mei 2011   16:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:23 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika mendengar negara maka kita akan membayangkan penguasa dan rakyatnya, sejak jaman yunani kuno sampai era KAPITALIS semua penguasa mendengungkan akan kesejahteraan dan kebebasan rakyat.Sepertinya dua sejoli ini tidak akan pernah mati sampai kiamat,karena yang namanya penguasa dan rakyat pada kenyataannya abstrak sulit untuk membedakan mana penguasa dan mana rakyat, siapa yang sejahtera dan siapa yang melarat,mana yang menderita dan mana yang merdeka.............

Semua beramai ramai membuat pernyataan secara sepihak bahwa mereka kehidupanya sederhana jauh dari angan angan yang mereka harapkan, ambisi dan tawadhu adalah sebuah kalimat yang terlupakan...........

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun