Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antisipasi Dampak Covid-19: New Normal? Transisi, Lebih Cepat Lebih Baik

18 Juni 2020   16:16 Diperbarui: 18 Juni 2020   16:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dikumpulkan dari situs merdeka, katadata, okezone

Lihat SINGAPURA yang penduduknya 5,8 juta atau lebih 45 kali Indonesia, namun jumlah kasusnya mendekati 41.000, lebih banyak dari Indonesia.
Hal itu tercapai karena jumlah Ratio Test nya 83.000/sejuta penduduk. Total sembuh 78 %.

Lihat pula MALAYSIA, yang semula sampai pertengahan April termasuk Negara dengan jumlah kasus yang banyak, jauh diatas posisi 30 Indonesia. Kini Malaysia menurun berada di posisi 67 dari 213 Negara terpapar. Dengan Ratio Test 20.391, menemukan kasus terkonfirmasi 8.505 orang. Angka yang seakan berhenti menunggu penyembuhan. Jumlah sembuh 7.873 orang atau 93 %.  

MASYARAKAT harus berpartisipasi dan berperan aktif mengikuti Test.
Jangan menolak Test. HANYA dengan Test kita temukan siapa yang terkonfirmasi positif virus, sehingga lebih cepat penanganan dan cepat sembuh.

Namun yang pasti, masyarakat tidak perlu khawatir dengan pertambahan kasus yang sangat besar dan jumlah kumulatif bisa menembus angka diatas 100.000 kasus seperti pernah di prediksi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) sebagaimana pernah disampaikan Letjen TNI Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 saat RDP dengan Komisi IX DPR RI mengatakan puncak penyebaran virus Covid-19 mengalami puncaknya pada Juli 2020 dengan jumlah mencapai 106.287 kasus.

2.Variabel kedua. Pertambahan kasus juga bisa terjadi manakala masyarakat mengabaikan Protokol Kesehatan.

Pewacanaan New Normal yang tampaknya terburu-buru dan muncul dengan banyak interpretasi, serta ditangkap oleh public tanpa proses sosialisasi menimbulkan mis-informasi dan ditengarai berdampak merebaknya virus.  

Perintah dilarang mudik, ternyata terjadi bersamaan dengan “dipaksakannya” pelonggaran PSBB, sehingga dalam tempo cepat merebak virus Covid-19 ke berbagai kota di Indonesia.

Kondisi ini pernah dikemukakan DR.Imam Prasodjo (Sosiolog UI) pada Webinar kanal-kesehatan. com, katanya pada tanggal 1 April hingga 20 Mei yaitu beberapa hari sebelum Hari Raya Iedul Fithri 24 Mei, telah terjadi mobilitas manusia dari udara/darat dan laut ke Surabaya/Jawa Timur sebanyak 241.347 orang. Akibatnya kini sangat krusial bagi Provinsi Jawa Timur yang semua menjadi zona merah dan kota Surabaya yang kini menjadi episentrum baru Covid-19 melampaui Jakarta.

Menyusul wilayah dan kota lainnya seperti Makassar, Balik Papan, Bali, Medan, Palembang dll.

Mobilitas manusia jelas berkorelasi dengan perluasan kontak infeksi sehingga kasus terus bertambah tak terduga.

KAPAN BERAKHIRNYA COVID-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun