Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kita Berhenti, Covid-19 Berhenti

29 Maret 2020   00:52 Diperbarui: 30 Maret 2020   14:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ini gambar bagus, sarat pesan dan membantu orang lebih mudah memahami karakter Virus Corona Covid-19 tanpa kepanikan atau kebingungan.

Bisa dimaklumi sebahagian masyarakat menjadi panik dan bingung, karena begitu banyaknya gambar, meme, atau pesan yang ditulis tanpa representasi. (Semoga Tuhan YMK menegur dan mengingatkan mereka yang "bermain-main atau mempermainkan isu Virus Covid-19" tanpa rasa empati dan tanggungjawab).

Lihatlah sang virus Covid-19 dalam kesendiriannya mencari tempat kehidupan, setelah rumahnya/inangnya semula yaitu (sangat diduga) kelelawar dan ular dijadikan makanan oleh sebahagian penduduk Wuhan di Provinsi Hubei, China. 

Sang virus harus berjuang hidup dan beradaptasi dalam inang baru yakni manusia, virus ber-mutasi, tetapi keberadaannya dalam tubuh manusia bersifat Parasitik, menghancurkan paru-paru dan mematikan manusia terlemah.

Virus Corona tampak dipinggir jalan raya, memegang poster dengan tulisan "Human" atau manusia, agar manusia tertipu, "menjemputnya" tanpa mengenal siapa dia, dan apa tujuannya.

Tujuannya tentu untuk hidup. Mereka nomaden setelah dibawa manusia lain (yang tertipu) dari Wuhan ke seluruh dunia. Kini dunia sudah dijangkau oleh sang virus. 

Semua Negara sudah disasar. Menggoncangkan kehidupan Negara. Walaupun angka kematiannya sangat kecil dibandingkan dengan sebab apapun.

Jauh lebih rendah dari kematian akibat Flu Burung (Virus H5N1), lebih rendah dari kematian ibu karena Persalinan, lebih rendah dari kematian karena Narkoba, apalagi karena kematian yang berkaitan akibat merokok, juga jauh lebih rendah dari kematian karena Demam Berdarah Dengue, begitu juga amat jauh lebih rendah dari angka kematian karena Kecelakaan Lalu lintas.

Lantas apa yang membuat geger? Karena Virus ini berpindah dari orang ke orang sedemikian mudahnya. Coba bayangkan, dari kebiasaan bersalaman bisa berpindah virusnya, sementara hitung-hitung ada berapa puluh orang yang kita salam atau kita sentuh setiap hari. 

Begitu juga ada berapa kali barang apa saja yang kita sentuh memegang pintu, tangga dan kunci saat meninggalkan rumah, memegang pintu mobil atau angkutan umum, menerima kembalian uang, memegang barang, menekan tombol lift, meletakkan tangan diatas meja kerja, menerima dokumen atau apasaja dari rekan.

Demikian pula di pasar, sedemikian intensifnya perpindahan barang dari tangan ke tangan.

Kemudian TANGAN-TANGAN itu, paling sering menyentuh bahagian wajah, bisa mata, hidung dan mulut.

Dan yang pasti tangan, itu pasti memegang makanan untuk dimakan.

TANGAN KITA SENDIRI menjadi jembatan perpindahan virus dari luar masuk kedalam tubuh kita.

Sederhana bukan?

DATA KASUS GLOBAL DAN INDONESIA

Dari data infografis WHO tertera sejak kasus pertama positif virus Covid-19 tanggal 10 Januari 2020 di China, kini dalam waktu 80 hari sudah menginfeksi 613.224 orang pada 199 Negara dan 2 Kapal Pesiar yakni The Diamond Princess Cruise Ship dan Holland America Zaandam Cruise Ship. Dengan kematian 28.240 orang. Sembuh 137.328 orang. Kasus status serius/krisis 23.997 orang. Sementara kasus baru sehari ini bertambah 17.912 orang.

Indonesia total kasus sejumlah 1.155 orang, pertambahan hari ini 109 kasus baru. Sembuh 59 orang dan kematian bertambah 15 orang menjadi 102 orang.

Dari data monitoring Markas PMI, dari 34 Provinsi, tinggal 8 Provinsi dengan kasus 0.

Lihat kembali ke GAMBAR. Disana tertulis "The Virus doesn't move. People move it. We stop moving, the virus stops, it dies.  Its that simple".

VIRUS TIDAK BERGERAK (alias Diam), MANUSIA MENGGERAKKANNYA (sehingga pindah melalui tangan dari orang ke orang lain). JIKA KITA DIAM (#Dirumahsaja), MAKA VIRUS BERHENTI, DAN MATI.

SEDERHANA BUKAN?

Ayo jadilah PIONER dan PATRIOT untuk menjadi Agen Kesehatan Nasional agar Bangsa besar ini Bangkit dan Tumbuh Sehat Berkualitas, Cerdas dan Bersatu. Tetaplah dirumah, belajar dari rumah, bekerja dari rumah, beribadah dirumah. Biasakan cuci tangan pakai sabun. Gunakan desinfektan jika menerima kiriman atau pesanan barang di rumah sebelum digunakan.

JIKA KITA DIAM, VIRUS COVID-19 BERHENTI DAN MATI.

Jakarta-Sunter, 28 Maret 2020, jam 19.00 WIB

Dr.Abidin/GOLansia.comOleh :
(Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes)

#SILAHKAN SHARE JALAN AMALYAH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun