Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Unsur Pemerintahan Ada di Mana? Covid-19 Semakin Merajalela

26 Maret 2020   21:48 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:22 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh :Dr.Abidinsyah Siregar (Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes/ Alumnus Public Health Mng't Disaster, Thailand/ Ketua Bidang Orbinda IKAL Lemhannas/ Waka Tim Nas Penanggulangan Covid-19 PP DMI).

Kita sudah membaca berbagai himbauan kepada publik, banyak protokol pencegahan dan penanganan virus Covid-19 sudah terbaca dari berbagai media dan media sosial. Banyak kisah perjuangan di ruang tindakan medis dan ruang isolasi telah kita baca. 

Banyak pula kisah pilu tentang nasib penderita yang digambarkan "ditolak dan ditolak oleh RS". Adapula jenazah yang sudah dibalut plastik (menghindari penularan, karena vIrus masih menempel) bukan dibawa ke makam tapi dibawa kerumah dan dibuka. Juga kisah stress dan lelah para petugas, bahkan hingga kematian.

Didunia sebaran sudah menjangkau semua 198 Negara di dunia dan mengenai hampir setengah juta kasus dengan angka kematian mencapai 16 % terhadap kasus rentan. 

Sejak Dirjen WHO menyatakan Pandemi pada 12 Maret 2020, jumlah terpapar virus naik tajam dari 100.000an dalam 2 minggu mendekati 500.000 kasus. Angka kematiannya jauh diatas prediksi awal 2-3 %.

Demikianpula halnya negeri kita Indonesia, tercatat dalam infografis WHO per 26 Maret jam 03.00 GMT, meningkat lagi kasus virus Covid-19 dari 13 Maret sejumlah 96 kasus menjadi 790 kasus  dengan jumlah positif virus sebanyak 701 orang , dengan kematian 58 orang (8,2 %) dan sembuh 31 orang (4,4 %). Dalam 2 minggu peningkatan jumlah kasus mencapai 8 kali lipat, eksponensial.

Grafik dari WHO pada foto diatas, menunjukkan Angka Kematian yang meningkat dan Angka Kesembuhan yang makin rendah di Indonesia perlu diwaspadai dengan serius. Terutama pada kelompok usia Pra-lansia (45-60 th) dan Lansia (diatas 60 th) yang angka kematiannya hampir 90 %.

BAGAIMANA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN JAGA JARAK DAN #DIRUMAHSAJA ?

Kita masih melihat banyak toko, terutama kedai kaki lima atau warung yang buka dan banyak kerumunan orang disana. Sebahagian tampak asyik bersama teman seakan tidak ada kerawanan disekitarnya. Apalagi didaerah terminal Bus atau stasiun Kereta. Sementara itu kedai yang tutup khabarnya para karyawan pulang ke kampungnya.  

Para ahli sepakat bahwa Virus Covid-19 sebagai makhluk super kecil (mikroba) hanya bisa hidup  pada makhluk hidup yang dia tumpangi sebagai inangnya yaitu kita Manusia. Manusialah tempat hidupnya dan Manusia jalan perpindahan virusnya.

Contoh buruk dari Italia dan Spanyol, sekarang menjadi sangat menderita dengan kasus terbanyak dan kematian terbanyak, bahkan melampaui China negara asal Virus Covid-19, karena lambannya Pemerintahan merespons dan masyarakatnya yang "anggap enteng".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun