Mohon tunggu...
Dr Abidinsyah Siregar
Dr Abidinsyah Siregar Mohon Tunggu... Dokter - Ahli Utama

Saat ini menjadi Ahli Utama pada BKKBN dengan status dpk Kemenkes RI Pangkat Pembina Utama IV/E. Terakhir menjabat Deputi BKKBN (2013-2017), Komisioner KPHI (2013-2019), Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisonal Alternatif dan Komplementer Kemenkes (2011-2013), Sekretaris Itjen Depkes (2010-2011), Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2008-2010)< Sekretaris Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) (2005-2008), Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara di Medan (2002-2005). Mengawali karis sebagai Dokter Puskesmas di Kabupaten Dairi (1984). Alumnus FK USU ke 1771 Tahun 1984.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hanya Kita yang Bisa Menghentikan Covid-19, Cuma Satu Cara: Tetaplah di Rumah

25 Maret 2020   17:24 Diperbarui: 25 Maret 2020   17:30 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Please stay at home..

Oleh : Dr.Abidinsyah Siregar (Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes RI/ Alumnus Public Health Management Disaster, Thailand/ Dewan Pakar PB IDI/ Mantan Kapus Promkes Depkes RI/ Ketua Bd.Orbinda IKAL Lemhannas).

Kita menjadi ancaman bagi sesama, kita saling mengancam, bahkan menjadi ancaman terhadap keluarga, Kita semua sedang dalam ancaman tanpa kecuali.

Virus Covid-19 bisa menempel pada siapa saja yang kita dapatkan sejak keluar rumah hingga kembali kerumah, kita tidak tahu kapan sang virus menempel dipakaian kita, dikulit kita di jemari kita atau mungkin diwajah kita. Virus bertahan pada barang-barang yang kita sentuh sampai 3 hari. Jika virus masuk ke tubuh kita, ia bisa sabar menunggu sampai 14 hari bahkan 30 hari didalam tubuh kita, menunggu kelengahan kita, menunggu kapan stamina dan imunitas kita turun, dan saat itu juga virus menyelesaikan tugasnya menghentikan kita.

Kisah miris dan haru, seorang ayah dengan positif virus Covid-19 memaksa diri pulang kerumah, berhenti di pagar menatap rumah dan keluarganya, kemudian kembali ke Rumah sakit dan esoknya meninggal. Hingga dikebumikan keluarga tidak boleh melihatnya.

Hari ini dunia terancam,  diserang, direpotkan, diagendakan oleh sang virus untuk dihajar habis, bukan tidak mungkin seperti dimasa lalu, membunuh puluhan juta bahkan ratusan juta manusia dimuka bumi ini.

Hari ini sudah hampir semua Negara terjangkau sebaran virus, tak membedakan iklim, tak peduli jarak, tak peduli Negara kaya, makmur atau miskin, tak peduli kulit putih, hitam, kuning atau coklat, tak peduli berpenduduk agama Khonghucu, Tao, Shinto, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Muslim, bahkan Komunis, Sosialis atau Atheis.

Mengapa virus Covid-19 bisa menjangkau semua? Bagaimana caranya bisa menjangkau semua?.. Sang Virus menumpang pada manusia. Manusia menjadi perantara paling aktif, efektif dan massal. Manusialah satu-satunya alat transport sekaligus "rumah barunya", "inang nya" untuk hidup bertahan. Kita tak tahu Siapa diantara kita menjadi mediator, fasilitator, bahkan kontributor tempat numpang sang virus cerdas. Diluarnya ia mati.

Setiap hari website WHO melaporkan jam demi jam persebaran dan dampak virus Covid-19 dan sejak kemunculannya di Wuhan, China pertengahan Desember 2019, semua angka pada Grafik yang ditayangkan WHO menunjukkan trend yang eskalatif, mencuat keatas. Jumlah positif virus terus bertambah, luas wilayah paparan semakin melebar. Angka kematian semakin besar sementara angka kesembuhan berjalan lambat.

Wahai Virus,

Kita sama diciptakan oleh Tuhan yang sama, Sang Pincipta alam semesta beserta semua isinya, diantara langit dan bumi serta apa saja diantara keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun