Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama featured

Kematian Bayi Naila, Salah Siapa?

3 November 2013   14:23 Diperbarui: 12 September 2017   09:31 3515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Admin / Shutterstock

Tapi itulah fakta dilapangan kondisi ke Rumah Sakitdaerah kita setiap hari melayani ratusan pasien yang datang untuk berobat tanpa didukung oleh tenaga, dan sarana prasarana yg memadai dalam rangka menghadapi era pengobatan gratis. 

4. Bayi Naila Dipastikan Meninggal Di UGD 

Setelah tadi kita coba membayangkan betapa ramai dan riuhnya suasana loket pendaftaran dan antrian poliklinik. Dari berita yang saya dapat akhirnya bayi naila dibawa ke UGD utk segera ditolong karena ayah naila mendesak petugas loket utk segera didahulukan. Tak bisa juga kita semerta-merta menyalahkan petugas loket. Mereka kebanyakan basicnya bukan orang kesehatan, sehingga tidak tahu kondisi pasien itu gawat, kritis atau tidak. 

Sementara yang terjadi karena ramainya pasien, ditambah petugas juga tak melihat kondisi bayi secara langsung. Membuat mereka berpikir pasien tersebut sama saja dengan pasien-pasien yang mengantri di poliklinik rawat jalan lainnya. Sehingga harus mengikuti prosedur untuk juga ikut antri dan melengkapi berkas persyaratan prosedur pengobatan gratis tersebut. 

5. Bayi Naila Tak di Tangani Karena Surat-surat administratif yang belum lengkap. 

Terlalu tendensius juga menyudutkan rumah sakit karena disebut gara-gara maslaah kelengkapan administrasi bayi naila tidak dilayani? kenapa saya bilang menyudutkan? disebutkan bahwa naila mendapatkan antrian periksa nomor 115, itu berarti walaupun surat-surat belum lengkap naila tetap didaftarkan dan dilayani untuk periksa dengan nomor urut 115. 


Yang akhirnya jadi masalah, petugas administrasi yang notabene bukan orang medis biasanya tidak tahu kondisi pasien itu gawat atau tidak, apa lagi dari informasi dia tak melihat langsung bayi naila. Sehingga barangkali mereka berpikir pasien itu sama dengan pasien lain yang antri berobat jalan di poli anak. Tidak bisa disalahkan juga ketika para petugas itu meminta surat kelengkapan, dsb, karena memang itu adalah prosedur yag diinstruksikan pada mereka. Karena klo semua pasien datang tidak melengkapi prosedur yang ada bisa-bisa justru petugas itu yang nanti pada akhirnya disalahkan. 

6. Dari Puskesmas Bayi Naila Sebaiknya didampingi Petugas Kesehatan 

Dari berita yang saya baca dan sudah sedikit saya jelaskan diatas, penolakan pendampingan petugas kesehatan dan ambulance berasal dari pihak orang tua bayi itu sendiri. Entah apa pertimbangannya, tapi untuk rujukan pada pasien yang kondisinya jelek / gawat / kritis seharusnya didampingi petugas kesehatan dan diantar ambulance. 

Dari sana bisa kita lihat, tanpa pendampingan akhirnya orang tua mengalami kebingungan saat mendaftar di rumah sakit. Dimana seharusnya pasien bisa langsung masuk ke ruang UGD, tapi justru orang tua mendaftkar anak di poli rawat jalan. Akan lain ceritanya jikalau saat itu didampingi petugas kesehatan, biasanya langsung akan diantar ke UGD tanpa melewati antrian pendaftaran dulu. Karena sesama petugas kesehatan tahu akan kondisi penyakit pasien itu gawat / tidak sehingga perlu tidaknya diprioritaskan. Sedangkan petugas administrasi saya kira tak begitu mengerti hal demikian. 

7. Apa Fungsi UGD? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun