Seperti kata salah satu guru Seni Budaya dalam sebuah diskusi:
"Saya tidak hanya mengajar anak-anak untuk menari, tetapi juga untuk membaca makna di balik gerakan. Dari situ, mereka belajar berpikir kritis sekaligus bangga pada budaya sendiri."
Maka, sudah saatnya guru zaman now wajib melek HOTS---bukan sekadar demi kurikulum, tetapi demi membentuk generasi yang kritis, kreatif, dan berkarakter.
Daftar Pustaka
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New York: Longman.
Nugraha, A. (2020). Pendidikan seni budaya berbasis kearifan lokal untuk penguatan karakter bangsa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(2), 145--156.
Purwanto, A., & Nugroho, S. (2021). Implementasi soal berbasis HOTS dalam pembelajaran seni budaya. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 8(3), 210--220.
Saavedra, A. R., & Opfer, V. D. (2012). Learning 21st-century skills requires 21st-century teaching. Phi Delta Kappan, 94(2), 8--13.
Wahyuni, R. (2022). Higher order thinking skills dalam pembelajaran seni budaya: Peluang dan tantangan. Jurnal Pendidikan Seni, 11(1), 33--45.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI