Mohon tunggu...
Hamidullah_Mahmud
Hamidullah_Mahmud Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

tenaga pengajar dengan hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Datangkan Hidayah Allah dengan Empat Hal Ini?

10 Januari 2023   23:58 Diperbarui: 11 Januari 2023   00:01 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

DATANGKAN HIDAYAH ALLAH DENGAN EMPAT HAL INI? 

Adalah sebuah fakta bahwa; ada sebagian orang yang tidak memperhatikan apakah dirinya selama ini telah memperoleh petunjuk atau sebaliknya berada dalam kesesatan. Dan adalah fakta bahwa; orang yang berada dalam kesesatan. Tidak memiliki perhatian dan keinginan untuk menuntut ilmu agama atau justru dengan sengaja mengabaikannya.dengan asumsi bahwa ilmu agama tidak mendatangkan manfaat bagi dunianya Naudzubillah.

Hal ini berbanding terbalik jika diri atau keluraganya tidak memiliki beras atau lauk untuk dimakan, maka mereka akan bersungguh-sunguh berusaha mencari jalan keluar. Mereka menganggap mencari solusi problem jauh ini lebih penting dari pada mengetahui makna surat al-Fatehah (yang setiap saat dibacanya) atau hal-hal yang dapat menuntun kepada masalah-masalah agama yang bersifat fardhu 'ain atau sunah Nabi saw dalam shalatnya.

Orang seperti ini dan semisalnya adalah kelompok yang bukan saja tersesat, namun juga  tidak memiliki perhatian, kesiapan, dan keinginan untuk menerima hidayah Allah SWT

 Sebagaimana gambaran kelompok ini, Allah SWT berfirman:

Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. dan Jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (QS. Al-Afl: 23)


 

lebih lanjut tentang kelompok ini dalam kitab shahihain melalui hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

Perumpamaan hidayah dan ilmu yang diperintahkan oleh Allah kepadaku untuk menyampaikannya sama dengan hujan yang menimpa bumi. 

Selanjutnya, Rasulullah saw membagi-bagi bumi ini ke dalam beberapa bagian sesuai dengan kondisinya. Sebagai gambaran beberapa kelompok manusia di muka bumi ini:

-- : -

Maka sebagian di antara bumi ini ada yang subur --dalam teks lain disebutkan baik- mau menerima air sehingga dapat menumbuhkan tetumbuhan dan rumput yang banyak.

Atau dengan kata lain beliau hendak berpesan bahwa ada orang yang memang dgn sengaja dan siap menerima hidayah, hingga  ia tumbuh menjadi orang terhormat, bermanfaat dan mengajarkan ajaran atau pengaruh yang baik bagi orang lain dengan hidayah yang diraihnya.

Sebagian lagi ada yang dapat menahan air, maka Allah menjadikannya berguna bagi manusia sehingga mereka dapat beroleh minum dan bercocok tanam

 

Ini adalah perumpamaan orang-orang yang mau menimba ilmu tetapi tidak mengajarkannya kepada orang lain. Golongan ini relative baik, tetapi tidak sebaik golongan pertama

Sementara golongan berikutnya adalah golongan yang lebih buruk lagi.

Dan sebagian yang lainnya ada kawasan yang tiada lain hanyalah ketandusan belaka, tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan tetumbuhan

 

Ini adalah perumpamaan tentang orang-orang yang berpaling dari hidayah Allah SWT.  Seperti tanah tandus yang tidak dapat menahan air dan menumbuhkan pepohonan atau dengan kata lain tidak membawa manfaat sedikit pun.

          Demikianlah beberapa gambaran kelompok manusia terhadap hidayah Allah SWT yang digambarkan dalam sabda Rasulullah saw

 

perlu dicatat bahwa tidak ada hasil maksimal dari suatu  usaha apa pun di dunia ini yang dilakukan tanpa persiapan, demikian pula halnya dengan usaha dalam menggapai hidayah Allah SWT.  oleh karenya agar benar-benar mendapatkannya, berikut adalah beberapa factor berpengaruh bagi datangnya hidayah sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam:

Pertama         : al-Qur'an

Kedua             : Rasul

Ketiga             : Mujahadah

Keempat        : Doa

Adapun penjelasan keempat faktor dimaksud adalah sebagai  berikut:

Pertama: al-Qur'an.

Factor pertama ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat al-Baqarah: 1-2

(1)  Alif laam miin (2).  Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa 

Dalam ayat lain Allah swt berfirman:

 

Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus (al-Isr: 9)

tidak dapat dipungkiri bahwa banyak dijumpai saudara-saudara kita seiman yang enggan menjalani perintah agama dengan dalih belum memperoleh hidayah, lebih ironis harapannya itu tidak dibarengi oleh suatu usaha apa pun.

Ayat di atas jelas dan tegas menyatakan bahwa al-Qur'an adalah petunjuk atau hidayah sehingga tidak ada alasan untuk berdalih dirinya belum diberikan sarana dalam menggapai hidayah, selama ia intensif berintraksi dengan al-Qur'an, membaca, mempelajari, mendalami dan mengamalkan (imlementasikan) apa yang terkandung di dalamnya.

Namun jika yang terjadi sebaiknya, yang jangankan untuk mempelajari, membacanya bahkan menyentuhnya pun kita tidak pernah lagi sebab kesibukan-kesibukan dunia, hingga al-Qur'an hanya dijadikan pemanis ruangan baik dalam rumah maupun dalam mobilnya. Jika ini yang terjadi maka jangan harap hidayah atau petunjuk itu akan datang.

            Imam asy-Syanqithi (dari republic Islam Mauritinia, tetangga maroko) rahimahullah dalam bukunya "Adw ul Bayn" (cahaya penerangan) mengatakan bahwa banyak orang yang perpaling dari petunjuk Al-Qur'an ke petunjuk manusia yang relativ, maka (menurut beliau) mungkin saja orang tersebut mendapatkan petunjuk tapi bukan petunjuk yang "Aqwam" atau lurus tapi kepada petunjuk yang berkelok, benkok lagi sesat.

 

Factor kedua adalah Rasul saw

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

 

dan Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura: 52)

sebagai umat muslim kita harus mengakui bahwa rasulullah adalah petunjuk paling besar yang kita teladani baik perkataan maupun perbuatannya. Lantas bagaimanakah sesungguhnya cara kita menjadikan beliau sebagai petunjuk?

Pertanyaan tersebut dapat terjawab dengan tiga perkara:

  1. Hendaknya kita menyakini kebenaran, amanat, dan nasehatnya.
  2. Meneliti sunah-sunahnya dengan penelitian yang benar.
  3. Berpaling dari semua yang bertentangan dengan sunah Rasulullah saw

Bila tiga perkara ini kita laksanakan maka insya-Allah atas izin-Nya kita akan mendapatkan petunjuk dari ajaran rasulullah saw.

            contoh, salah satu wujud menyakini kebenaran amanat yang di bawanya dan kejadian yang pernah dialaminya adalah menyakini peristiwa yang tejadi pada bulan Rajab yakni peristiwa Isra' dan Mi'raj dengan amanat Sholat lima waktu, yang kejadiannya menembus dimensi akal manusia.

            Jika amanat peristiwa Isra' Mi'raj yaitu sholat ini telah kita jalankan dengan baik maka ucapkanlah al-hamdulillah. Namun jika istri belum melaksanakannya bisikkanlah ditelinganya inalillah wainnailaihi rajiun, jika istri sudah melaksanakan sholat namun anak belum melaksanakannya maka sering-seringlah mebisikkan ditelinganya inalillah wainnailaihi rajiun.

            Jika sang anak bertanya saya kan belum meninggal, katakanlaa padanya memang benar jasadmu belum mati tapi ketahuilah sesungguhnya hatimu telah mati.

Factor Ketiga adalah Mujahadah (usaha keras agar Allah mengetahui secara nyata apa yang terkandung dalam kalbu atau hati kita bahwa kita benar-benar menginginkan hidayah.)

Allah SWT berfirman:

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS.al-Angkat: 69)

Atau dengan kata lain, barang siapa yang telah diketahui oleh Allah SWT hatinya mempunyai kesiapan untuk menerima hidayah, kemudian dia bermujahadah atau berjihad di jalan Allah dan merasa puas dengan Allah sebagai Tuhannya, serta menjadikan Allah sebagai tujuan dan keridhaan-Nya sebagai dambaan, niscaya Allah akan memberi hidayah  (seperti janji di atas La nahdiyannahum Subulana = benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami.)

Faktor terakhir atau Keempat adalah Doa.

Berkenaan dengan hal ini rasulullah bersabda:

"Sesungguhnya Allah malu terhadap seorang hamba yang telah menengadahkan/mengankat  kedua tangannya (untuk berdoa) kepada-Nya (kemudian) mengembalikan keduanya dengan tangan hampa." (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Alangkah indahnya makna hadis di atas dan sungguh ringan jika kita hanya dianjurkan mengangkat kedua tangan setiap pagi dan petang untuk berdoa dan berharap mendapat ridho dan petunjuk-Nya.

Ketahuilah ! sesungguhnya doa itu tak ubahnya seperti pintu, pintu yang pasti akan diperkenankan masuk orang yang mengetuknya.

Doa yang besar adalah doa yang diucapkan saat yang bersangkutan dalam posisi sujud dan seusai mengerjakan shalat-shalat fardu, dipenghujung malam, pada hari jum'at dan pada hari Arafah.

singkatnya Al---Qur'an, Rasul, Mujahadah, dan Doa adalah empat factor penting dalam rangka penggapaian hidayah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hidayah itu tidak datang begitu saja bak hujan yang jatuh  dari langit, namun dibutuhkan persiapan, kesiapan  dan kemauan lahir batin dalam menggapainya. Selamat mencoba semoga berhasil, aamiin

.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun