Mohon tunggu...
Dr. Y. Soetanto Hariatmadja
Dr. Y. Soetanto Hariatmadja Mohon Tunggu... profesional -

Dosen Praktisi Mekanika Okubo University, Tokyo Japan. Pembimbing wilayah V Hishagawara Institute, Kobe Japan. Panelis Media Pelajar Indonesia Koniku Wara Shibuya 7-3-1

Selanjutnya

Tutup

Nature

Metode Teleportasi dan Ruang Waktu

18 Januari 2015   11:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:53 1891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kali ini saya akan membahas mengenai teori ruang waktu atau teleportasi yang sedang marak di perbincangkan oleh media luar dan berberapa sinopsis video klip yang di unduh dalam youtube juga mendapat respon yang cukup banyak oleh sebagian orang.
kebetulan pada jumat lalu, saya hadir dalam gelaran pameran tertutup dari instansi fusion negara Jepang yang di adakan setiap 3 tahun sekali, karena profesi saya sebagai dosen serta pembimbing di 3 universitas negeri di negara Jepang sendiri, akses masuk saya dapatkan melalui rekan konsulat kedubes RI yang bertugas di Osaka.
Tidak banyak yang bisa di informasikan mengingat hampir 90 persen teori verbal yang di sampaikan, dalam bahasa Jepang. Dan seluruh peserta di minta untuk meninggalkan semua perangkat elektronik pada pintu masuk utama, untungnya saya dan 2 rekan saya termasuk 7 wartawan yang sebagian besar berasal dari Amerika dan Eropa, masih di perbolehkan untuk menulis dalam sesi akhir. Hampir semua bahan tulisan yang saya bagikan kepada teman teman penulis semua disini, adalah saduran dari Nicholaz Prezzi yang seorang jurnalis asal Prancis, telah berbaik hati mau memberikan sedikit bahan untuk kami yang hadir disana.
__________________________________________
Salah satu rintangan untuk metode teleportasi telah diatasi, dengan gerakan yang dapat merakayasa lompatan kuantum, antara dua benda yang di pisahkan oleh jarak pendek. Pencapaian ini masih sangat, sangat jauh dari gerakan atau aksi yang akrab kita sering lihat di film film bioskop fiksi ilmiah di tanah air, tapi tetap memperkuat keyakinan kita bahwa dalam teori lompatan kuantum, salah satu aspek yang paling kontroversial dari fisika modern, bisa saja benar benar mungkin terjadi.
Partikel subatomik tertentu selalu ada di laboratorium negara-negara maju dan besar. Sebagai contoh, dua elektron mungkin memiliki spin berlawanan. Hal ini baik-baik saja pada awalnya, tetapi untuk menciptakan paradoks afamous tidaklah mudah dan membutuhkan algoritma yang kompleks serta rumit sekali, jika salah satu partikel tidak tepat sehingga menyebabkan spin dapat berubah. Menurut teori, keterikatan partikel lain akan langsung merespon perubahan yang di garap masing masing pasangan kode x itu sendiri, sehingga keduanya tetap berlawanan.
Namun, jarak antara dua benda ini seperti yang telah di informasikan, dapat di terima oleh masing masing kode x dan terjadi pada satu partikel ke partikel lainnya, di kirimkan jauh lebih cepat - bahkan lebih cepat dari kecepatan cahaya. Einstein terkenal karena pernah mengejek ide ini sebagai "aksi seram pada peradaban manusia", dan menyarankan pemahaman kita tentang mekanika kuantum harus dalam koridor yang tepat tanpa adanya kesalahan pemahaman. Namun, dengan fisikawan sukses berikutnya, teori kuantum ini telah tumbuh lebih baik dengan ide bahwa keterikatan kode x dengan partikel kuantum tetap ada, meskipun banyak yang berpendapat hal itu tidak dapat di gunakan untuk mengirimkan informasi kode x itu sendiri.
Pada tahun 1964 fisikawan John Stewart Bell datang dengan sebuah ide untuk melakukan percobaan untuk menguji apakah lompatan kuantum benar benar nyata. Pada saat itu, tes tidak praktis dan menemui kegagalan, tetapi tetap mendapatkan dukungan serta publikasi dari tim ilmuwan dari Delft University of Technology, Belanda yang sudah mendapatkan kesimpulan teori yang lebih dekat dengan melakukan tes pada teori Bell.
Tim Delft terjebak kedalam ikatan elektron dalam suhu berlian yang sangat rendah, yang di gambarkan oleh pemimpin tim Ronald Hanson sebagai "miniprisons". Hal ini memungkinkan mereka untuk mengukur spin untuk setiap elektron yang ada. Perubahan yang berputar ini tercermin dalam spin elektron terjerat dan terjebak dalam penjara berlian yang sama di koridor partikel buatan mereka.
Jarak kecil antara uji coba  dua berlian ini sangat sulit untuk menunjukkan bahwa transfer informasi yang terjadi langsung, dan bukan pada kecepatan cahaya. Akibatnya, langkah berikutnya adalah untuk melibatkan elektron, yang di kurung dan memperluas perpisahan mereka di tempat lain atau di dunia yang lain juga. Jika kita melihat jarak antar pulau yang memiliki jarak lebih dari 100km terpisah dalam sebuah peta, tetapi hanya secara statistik, bukan dengan 100% pembiasan secara fisik nyata.
Selain akhirnya salahnya metode fisika pada abad ke-20 yang mengakibatkam debat terbesar sepanjang sejarah ilmu pengetahuan, teleportasi kuantum yang handal bisa sangat memungkinkan terjadi dalam saluran komunikasi, yang juga akan jauh lebih cepat juga. Meskipun ini mulai terdengar sangat dekat dengan teori ansible Ursula Le Guin, yang sebagian fisikawan membantah kemungkinan alat tersebut pada tahun 1978.
Seperti biasa, hasil dari riset ini masih sangat minim dan tertutup, Tim ilmuwan dari negara lain juga telah mampu membuat rekayasa teleport informasi kuantum, tetapi hanya pada sebagian kecil kasus. Tahun lalu tim Hanson mengumumkan mereka telah mencapai teleportasi kuantum menggunakan jebakan partikel ruang waktu, tapi tanpa bukti yang 100% akurat dan bisa di pertanggung jawabkan.
Berberapa industrial industrial besar dunia yang hadir sore itu, adalah NOU (Amerika), V2M (Rusia), Techwire (Canada) dan Sanocorp International (Jepang)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun