Mohon tunggu...
Hirdiyo Pradsa T
Hirdiyo Pradsa T Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

A Real Man is Never Hides in a Brush. - Tigreal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana Kabar Remaja Milenial?

13 Oktober 2020   12:10 Diperbarui: 13 Oktober 2020   12:19 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita sering sekali mendengar istilah mengenai remaja milenial, namun apakah kita sudah benar-benar memahami mengenai istilah tersebut? Ya, dari banyak pendapat tokoh dan pakar kita dapat menyimpulkan bahwa generasi milenial merupakan generasi yang dilahirkan antara tahun 1980 sampai dengan 2000. 

Generasi ini sudah memasuki era perkembangan serta kemajuan teknologi, sehingga generasi milenial dapat ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Akibat dari hal-hal tersebut maka generasi ini tentu memiliki ciri-ciri seperti kreatif, informatif, mempunyai passion dan produktif tentunya. Namun tentunya ada ciri-ciri lain yang terbentuk selama proses hingga saat ini, sehingga fenomena generasi dan remaja milenial sering sekali menjadi bahasan masyarakt. 

Hal-hal baru yang terbentuk dapat meliputi gaya hidup, kebiasaan, dan mungkin kebudayaan baru yang tebentuk. Globalisasi tentunya juga memiliki dampak yang besar dalam perkembangan dan kemajuan generasi milenial hingga saat ini. 

Bila kita memandang kebudayaan serta fenomena remaja milenial melalui sudut pandang pola budaya, maka kita dapat banyak sekali menemukan pola budaya yang ada. 

Dari dimensi Hofstede, Kluckhohn dan Strodbeck serta Hall maka sebenarnnya banyak sekali yang dapat kita bahas terkait fenomena atau kebudayaan ini, namun saya disini hanya akan mencoba menjelaskan dua kombinasi budaya dari dimensi-dimensi tersebut.

Seperti yang kita tau dan pahami, Indonesia termasuk negara kolektivisme, secara singkatnya dapat dijelaskan bahwa kehidupan setiap individu terikat oleh kelompok, namun keterkikatan pada kelompok lebih kuat dan lebih lama. Namun pada kenyataanya remaja milenial ini terdampak oleh pengaruh budaya luar, yaitu salah satunya adalah individualisme. 

Berkembangnya zaman tentunya dapat membuat budaya kolektivisme pada remaja dapat luntur bahkan terganti oleh kebudayaan luar (individualisme) yang pengaruhnya lebih besar. Individualisme dapat diartikan sebagai mencari kebebasan pribadi dan tentunya maka individualisme ini lebih mementingkan kehendak untuk mencari kebebasan diri sendiri dibanding kelompok atau orang lain. 

Hal ini merupakan dampak dari teknologi dan globalisasi tentunya, dimana seperti yang kita tau pada era seperti ini kebudayan lain dapat berbaur dengan kebudayaan lokal, lebih parahnya dapat juga melunturkan kebudayaan lokal yang sudah ada lebih dahulu. 

Teknologi tidak dapat dijauhkan dengan remaja milenial, mereka sangat dekat dengan teknologi, sosial media dan sebagainya, sehingga secara tidak langsung bisa saja kebudayaan individulaisme ini muncul. 

Kemungkinan lainnya adalah kebudayaan ini terbawa dari kebudayaan luar tentunya, teknologi dan globalisasi membuka dunia untuk saling mengetahui dan memahami kebudayaan satu sama lain, namun ada dampak yang akan terjadi karena hal ini, seperti ada kemungkinannya terbentuk kebuyaan baru, gabungan antara dua budaya dan sebagainya.

Selanjutnya mengenai menghindari ketidakpastiaan, klasifikasi ini dikenalkan oleh Hofstede. Asumsi mengenai menghindari ketidakpastian adalah tidak ada yang tau akan masa depan, ketidakpastian akan masa depan (menghasilkan) kegelisahan. Tentunya masyarakat Indonesia memiliki nilai yang tinggi dalam menghindari ketidakpastiaan berdasarkan penelitian yang dilakukan Hofstede. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun