Begitu pula di sektor bek kiri. Balde yang beberapa kali menderica cedera digantikan oleh G. Martin.
Akan tetapi pada musim ini, salah satu contohnya pada laga kontra Sevilla, Flick melakukan perubahan posisi pemain. Ferran Torres yang biasanya mengisi posisi Robert Lewandowski dimainkan sebagai penyerang sayap kiri, posisi yang biasa dimainkan oleh Marcus Rashford dan Raphinha.
Memainkan Torres dan Lewandowski pada waktu yang bersamaan terlihat tak ideal di lini depan Barca. Torres sudah terbiasa bermain sebagai striker sebagaimana yang dimainkan oleh Lewandowski. Akibatnya, Torres tampil mandek dan gagal berkontribusi pada permainan tim. Dari 69 menit di atas laga, pemain asal Spanyol itu tak mencatatkan satu pun tembakan ke gawang Sevilla.
Oleh sebab itu, Flick meninggalkan metode khasiatnya yang mana menutup lubang yang kosong dengan pemain yang tersedia. Alih-alih menutup keabsenan Lamine Yamal di sektor kanan dengan Rooney Bardgji, Flick menarik Marcus Rashford pada posisi tersebut. Bardgji baru masuk pada babak kedua setelah membaca Torres terlihat tak tampil pada level terbaik.
Belum lagi, ketidakpekaan Flick mencermati kondisi Dani Olmo. Dalam beberapa laga terakhir, Olmo gagal tampil pada level terbaik. Alih-alih menggantikan pemain itu dengan pemain muda, Flick tetap mempercayainya. Alhasil, Olmo tetap tak tampil baik dan permainan tim ikut berdampak.
Flick meninggalkan metode khasiatnya dalam mempercayai pemain muda yang bisa mengisi keabsenan dari para pemain senior. Padahal, dengan mempercayai para pemain muda tersebut, Flick memberikan motivasi dan bisa membangun kepercayaan diri pada pemain itu.
Barca mengalami kekalahan dalam dua laga terakhir. Kekalahan itu, salah satunya, disebabkan oleh faktor cedera para pemain penting.
Di balik faktor cedera tersebut, sebenarnya Flick juga meninggalkan metode khasiatnya yang mana mempercayai para pemain muda yang tersedia daripada menggeser para pemain tertentu dari posisi aslinya.
Belum lagi, ketegasan Flick yang agak luntur dalam urusan mengganti pemain. Dalam mana, tak berani untuk membangkucadangkan Olmo dan memainkan pemain muda yang menghadirkan sensasi pada tur pramusim, Dro Fernandes. Malahan, Olmo bermain penuh walaupun mantan pemain didikan La Masia tak begitu tampil pada level terbaiknya.
Kekalahan dari Sevilla gagal mempertahankan Barca pada posisi puncak. Juga, itu menjadi alarm bagi Barca bahwa langkah untuk mempertahankan titel La Liga Spanyol pada musim ini menjadi rumit apabila kelemahan permainan tim tak segera dibenahi dan sekaligus Flick tak kembali pada metode khasiatnya.
Â