Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Liverpool Has Fallen" dan Florian Wirtz Tersandera

28 September 2025   05:55 Diperbarui: 28 September 2025   07:24 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerapuhan lini belakang "The Reds" bisa terbaca lewat jumlah gol yang sudah masuk ke gawang Liverpool. Sejauh ini, sudah 7 gol yang bersarang ke gawang Liverpool di Liga Inggris. Artinya, lini belakang Liverpool seperti berjalan terbalik dengan kualitas lini depan.

Akan tetapi, seturut perjalanan musim, lini depan Liverpool pun mulai disoroti. Terlebih khusus dengan awal lambat dari performa pemain baru Florian Wirtz dan Alexander Isak. Isak yang menjadi pemain termahal Liverpool musim ini baru mencetak 1 gol dan itu terjadi di Carabao Cup.

Awal lambat Isak bisa dipahami lantaran kondisi fisik. Isak agak lama tak terlibat dalam turnamen bersama klub sebelumnya, Newcastle. Untuk itu, Slot tak mau terburu-buru untuk memainkan Isak sehingga tetap mempercayai Hugo Ekitike di lini depan walaupun Isak sudah berhasil direkrut dari Newcastle.

Menjadi tantangan bagi Liverpool pada performa Florian Wirtz. Pemain asal Jerman itu masih belum mencatatkan asis dan gol untuk Liverpool pada musim ini.

Sudah tujuh laga yang telah dimainkan oleh pemain yang dibeli Liverpool dari Bayer Leverkusen tersebut. Pemain yang berharga 116 juta euro itu terlihat belum menunjukkan performa terbaiknya sejak berseragam Liverpool.

Proses adaptasi Wirtz terbilang lambat. Salah satu sebabnya adalah perbedaan gaya bermain antara Inggris dan Jerman.

Di Jerman, Wirtz mempunyai daya komando penuh di lini tengah lantaran intensitas permainan antara tim tak begitu ketat dan keras laiknya di Liga Inggris. Namun, di Liga Inggris, Wirtz harus berhadapan dengan tuntutan fisik yang kuat untuk mengimbangi intensitas rekan-rekan setim di Liverpool dan permainan tim lawan.

Kontra Crystal, Slot mencoba untuk memainkan Wirtz di area sisi kiri permainan Liverpool. Namun, di posisi yang terbilang baru itu, Wirtz tampil abu-abu yang mana sulit untuk mendapatkan bola dari rekan setimnya. Akibatnya, kontribusinya dalam permainan Liverpool menjadi minim.

Wirzt kembali gagal menunjukkan pengaruhnya untuk Liverpool. Pada titik tertentu, situasi itu bisa dimengerti lantaran Wirtz juga terlihat masih dalam proses adaptasi dengan iklim sepak bola Inggris.

Namun, pada titik lain, Wirtz tampak tersandera dengan sistem permainan tim dan juga intensitas permainan di Liga Inggris. Menjadi tantangan bagi Wirtz tatkala timnya menderita kekalahan. Nasibnya bisa menjadi sorotan.

Bagaimana pun, label harga yang disematkan pada pundaknya sewaktu dibeli dari Leverkusen menghadirkan ekspetasi besar dari suporter Liverpool. Ketika tim menderita kekalahan, sasaran tembak suporter pun akan bermuara pada si pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun