Bergabungnya Isak tentu saja membuat lini depan Liverpool bisa kian berbahaya. Pada tempat pertama, Liverpool mempunyai keuntungan lantaran Isak sudah teruji di Liga Inggris. Pada musim 2024/25 lalu, Isak mencatatkan 23 gol dan 6 asis dari 34 laga bersama Newcastle.
Isak hanya kalah jumlah 6 gol dari pemain yang akan menjadi rekan setimnya di Liverpool, Moh Salah. Isak juga unggul 1 gol atas top skorer dua musim lalu, Erling Haaland. Kalau ditotalkan selama tiga musim berseragam Newcastle, Isak sudah mencetak 62 gol dari 3 musim.
Liverpool tak main-main dalam menguatkan lini depan. Kehadiran Isak bisa menjadikan lini depan Liverpool kian berbahaya untuk tim-tim lawan.
Dengan ini, Pelatih Arne Slot hanya mencari cara agar proses adaptasi Isak berjalan mulus. Paling tidak, performa impresifnya bersama Newcastle tak meredup saat berganti tempat. Malahan, dengan kekuatan pemain yang dimiliki oleh Liverpool, performa Isak pun ikut semakin meningkat.
Pada sisi lain, kehadiran Isak mempertajam persaingan di lini depan Liverpool. Hugo Ekitike yang seyogianya menjadi opsi kedua Liverpool setelah Isak pada bursa transfer pemain musim ini sudah menunjukkan kepantasannya berseragam Liverpool.
Pemain asal Perancis itu sudah mencetak 2 gol dari 3 laga di Liga Inggris. Kalau ditambahkan dengan 1 gol di Community Shield, Ekitike sudah mengoleksi 3 gol. Artinya, Ekitike menjalani masa adaptasi dengan baik bersama Liverpool.
Menariknya, posisi Isak dan Ekitike persis sama yakni berperan sebagai penyerang tengah. Isak juga bisa beroperasi sebagai penyerang sayap kiri. Di balik posisi tersebut, salah satu kelebihan Isak adalah kecepatannya dalam memanfaatkan umpan-umpan terobos.
Dengan ini, Slot perlu mencari alternatif lain guna mengakomodasi komposisi para penyerang Liverpool. Selain Isak dan Ekitike, Liverpool juga mempunya J. Gakpo yang cukup stabil di tangan Slot sebagai penyerang sayap kiri. Sangat beresiko untuk langsung menjadikan Gakpo yang sementara tampil konsisten untuk menjadi pilihan kedua.
Dari segi rotasi dan persaingan di antara pemain, kehadiran pemain berkualitas seperti Isak sangatlah signifikan. Hal itu bisa menstimulasi para pemain untuk tampil pada level terbaik agar bisa mendapatkan jam bermain secara regular.
Namun, hal lain bisa saja berbahaya lantaran dari sisi harga yang mana Isak harus "memikul" label tersebut. Bukan rahasia lagi jika para suporter menuntut performa yang sepadan dengan harga tinggi tatkala berseragam Liverpool. Kalau tidak kuat mental, bisa saja berakhir melempem laiknya Darwin Nunez yang dibeli dari Benfica.
Nunez yang pernah dibeli dengan harga tinggi 64 juta euro semasa kepelatihan Jurgen Klopp gagal bersinar selama dua musim di Liverpool. Harga tinggi dibarengi ekspetasi besar tak terjawab lewat performa di lapangan hijau. Bahkan, tertangkap kamera jika Nunez kerap kali gagal mengeksekusi peluang-peluang gampang di depan gawang lawan. Akibatnya, Nunez pun menjadi sasaran celaan suporter dari luar lapangan.