Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jalan Kaki Pergi dan Pulang Tempat Kerja, Tolak Gengsi dan Hemat Anggaran

11 Agustus 2025   17:15 Diperbarui: 12 Agustus 2025   13:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih terekam di ingatan saya ketika bapa saya belum memiliki sepeda motor. Dia seorang guru di salah satu SMP swasta di kota kami. Jarak tempuh ke sekolah di mana dia mengajar sekitar 7 km.

Tiap pagi, sebelum pukul 6 pagi, dia sudah harus berangkat ke sekolah. Berjalan kaki. Waktu itu, angkutan umum belum terlalu banyak di kota kami. Beruntung bahwa suhu udara di kota kami relatif dingin sehingga tak membuat badan berkeringatan setelah melakukan perjalanan yang relatif jauh.

Lalu, ketika agak lama, ayah saya membeli sepeda motor "second hand". Itu bertujuan agar membuat waktu perjalanan makin efisien. Paling tidak ketika tiba di sekolah, kondisi badan siap untuk mengajar dan bukannya sudah kelelahan.

Namun, aktivitas jalan kaki tak berhenti. Hal itu terbukti saat pergi ke rumah ibadah yang mana tak pernah sekalipun ayah saya mengendarai sepeda motor. Di sini, aktivitas berjalan kaki sudah seperti menjadi kebiasaan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian.

Sama halnya dengan ibu saya yang berprofesi sebagai ASN (waktu itu masih disebut PNS) di salah satu perkantoran pemerintah. Pulang dan pergi kerja selalu berjalan kaki. Ketika kantornya pindah, ibu saya mencari rute jalan singkat agar menghemat waktu tempuh ke kantor.

Dampaknya banyak. Selain sebagai bagian dari aktivitas fisik, hal itu juga menguntungkan secara ekonomi. Paling tidak, tak ada uang yang diperuntuhkan untuk jasa angkutan umum atau pun membeli bensin.

Dewasa ini, perilaku berjalan kaki pergi dan pulang kantor terlihat sudah mulai memudar. Perilaku jalan kaki lebih dilihat sebagai bagian dari aktivitas olahraga. Waktunya dicari.

Padahal, kalau itu menjadi bagian dari kegiatan harian, seperti pergi ke tempat kerja, waktu untuk berolahraga dengan metode berjalan kaki pun dimanfaatkan untuk kegiatan lain.

Kecenderungan orang saat ini lebih suka berkendara sepeda motor atau pun mobil walaupun jaraknya relatif pendek. Bahkan, tak sedikit pasangan yang agak malas untuk antar jempu pasangannya sehingga mendorong pasangannya berlatih sepeda motor agar memudahkan perjalanan.

Situasi itu tak hanya disebabkan oleh kemudahan mendapatkan (membeli) sepeda motor atau pun mobil. Namun, sebenarnya kalau diperdalam, itu juga dipengaruhi oleh mentalitas "cari gampang" dan juga karena pengaruh pola pikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun