Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dampak Royal Belanja Manchester City

5 Februari 2025   06:48 Diperbarui: 5 Februari 2025   06:48 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola, pelatih Manchester City. Foto: Paul Ellis/AFP via Kompas. com

Manchester City menjadi tim yang paling royal belanja pemain pada musim dingin di bulan Januari ini. Tercatat ada lima pemain yang didapatkan oleh Man City, di mana klub berjuluk "The Citizens" itu harus mengeluarkan 175 juta pound untuk mendapatkan para pemain tersebut.

Nama terakhir yang dibeli oleh Man City sebelum bursa transfer pemain ditutup adalah Nico Gonzalez dari Portu. Pembelian Gonzalez tersebut seperti "panic buying" Man City setelah pada akhir pekan lalu, Man City bantai oleh Arsenal dengan skor 5-1 dalam lanjutan Liga Inggris.

Gonzalez yang berposisi sebagai gelandang bertahan terlihat menjadi opsi pengganti untuk sementara dari Rodri yang mengalami cedera panjang. Tak bisa dipungkiri memang ketidakhadiran Rodri di lini tengah menjadi salah satu sebab dari ketidaksolidan lini belakang Man City sebagaimana yang ditunjukkan saat bermain kontra Arsenal.

Untuk itu, pembelian Gonzalez bisa menjadi salah satu opsi untuk mengatasi persoalan tersebut. Sebelum mendapatkan Gonzalez, Man City sebenarnya sudah membeli tiga orang bek muda, yakni Abdukodir Khusanov (20 tahun) dan Vitor Reis (19 tahun), dan Juma Bah (18 tahun).

Pembelian bek itu bisa membahasakan bahwa lini belakang Man City perlu mendapatkan penekanan yang cukup serius. Kerapuhan lini belakang harus ditutup oleh para pemain baru. Apalagi salah satu bek senior Kyle Walker memilih hengkang ke AC Milan. Jadinya, Man City perlu mempunyai kedalama skuad.

Ketika Guardiola mulai membenahi personil di lini belakang, pelatih asal Spanyol itu juga menyadari pentingnya untuk mencari pemain yang bisa mengimbangi produktivitas Erlin Haaland. Pada dua musim terdahulu, Guardiola mempunyai Julian Alvarez sebagai pemain pelapis Haaland dan pemain yang bisa dimainkan pada posisi yang berbeda di lini depan Man City.

Akan tetapi, pemain asal Argentina itu memilih untuk pergi dari Man City di akhir musim lalu. Kepergiannya sangat berdampak pada lini depan Man City. Makanya, Guardiola terlihat mencari pemain yang mempunyai profil yang persis sama dengan Haaland.

Adalah Omar Marmoush yang dibeli dari Eintracht Frankfurt dengan harga 75 juta euro menjadi pilihan Guardiola. Pemain asal Mesir itu sudah dimainkan Guardiola selama dua laga sejak kedatangannya pada bulan Januari lalu. Dari dua laga itu, Marmoush coba dimainkan di sisi sayap dan juga sebagai penyerang bernomor 10 di belakang Haaland.

Manchester City memborong lima pemain pada jendela transfer pemain di musim dingin ini. Pembelian itu terlihat sebagai upaya Man City untuk mengembalikan performa tim kembali pada jalur yang tepat.

Baik di Liga Inggris maupun Liga Champions Eropa, Man City tampil tak konsisten. Memang, Man City kembali ke empat besar, namun performanya belum seratus persen berada pada jalur konsistensi. Terbukti dengan kekalahan besar yang terjadi di kandang Arsenal akhir pekan lalu.

Sama halnya di Liga Champions Eropa. Nasibnya untuk lanjut ke babak selanjutnya ditentukan hingga laga terakhir. Man City harus bermain kontra Real Madrid dua leg pada babak play-off untuk menentukan jalannya ke babak 16 besar.

Di tengah situasi tersebut, Man City membutuhkan amunisi yang cukup solid. Paling tidak, dengan para pemain baru, Man City bisa kembali menjaga konsistensi dan tak tersingkir lebih awal dari Liga Champions Eropa musim ini.

Dampak para pemain baru bergantung pada taktik dan juga proses adaptasi. Tentu saja tak gampang, apalagi para pemain itu langsung masuk dan terlibat dalam kompetesi yang sementara berjalan. Di sini, para pemain baru dituntut harus langsung siap untuk menghadapi tuntutan kompetesi.

Dampak para pemain baru sangat bergantung pada bagaimana Guardiola jeli melihat kualitas para pemain yang dibeli pada musim ini. Tentu saja, kejelian itu bertolak dari evaluasi pada performa para pemain di klub-klub sebelumnya.

Menjadi sangat sulit ketika para pemain langsung diminta untuk mengemban tugas yang berbeda di tengah tekanan kompetesi. Bisa saja, para pemain mengalami "gagap" panggung sebagaimana yang terjadi pada debut dari Abdukodir Khusanov dua pekan lalu.

Pemain Uzbekistan itu melakukan blunder di debut saat bermain kontra Chelsea. Sejak saat itu, Guardiola tampaknya masih enggan untuk memainkan kembali Abdukodir Khusanov bersama tim inti.

Sebaliknya, ketika para pemain itu tampil pada level terbaik sebagaimana di klub-klub mereka sebelumnya, Man City kembali pada jalur yang tepat dan bisa saja menjadi ancaman di Liga Inggris dan Eropa.

Dampak royal belanja para pemain sangat bergantung pada kejelian Guardiola dalam memainkan para pemain tersebut sekaligus proses adaptasi para pemain bersama klub dan iklim sepak bola Inggris.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun