Transfer Mahal Chelsea, Antara Solusi dan Beban untuk Graham Potter

Klub asal Liga Inggris, Chelsea cukup mencuri perhatian di transfer musim dingin lantaran royal dalam belanja pemain. Setelah mendapatkan Joao Felix sebagai pemain pinjaman dari Atletico Madrid, Chelsea tak ragu untuk membeli Enzo Fernandez dengan harga 121 juta Euro atau setara 9,9 triliun dari Benfica. 

Harga jual Enzo masuk dalam kategori pemain termahal. Bahkan harga beli Enzo melampuai jumlah uang yang digelontorkan Manchester City kala membeli Jack Grealish di tahun 2021. 

Memang, Enzo terbilang aset muda yang memiliki prospek yang cukup meyakinkan. Hal itu sudah terbukti ketika pemain berusia 22 tahun ini langsung mendapat tempat regular di Benfica semenjak dibeli bulan Juli tahun lalu hingga performa menjanjikan selama Piala Dunia 2022 bersama timnas Argentina. 

Tak ayal, berkat performa meyakinkan selama piala dunia di Qatar, Enzo mencatatkan namanya sebagai pemain muda terbaik dalam turnamen yang berlangsung 4 tahun sekali itu. Hal itu pulalah yang membuat banyak klub mapan di Eropa melirik mantan pemain River Plate tersebut. 

Kehadiran Enzo ke Chelsea menambah kekuatan amunisi tim asal kota London. Tak hanya itu, harga Enzo juga menaikkan jumlah uang yang digelontorkan Chelsea selama satu musim terakhir ini. Tepatnya, selama era kepemilikan Todd Boehly. 

Langkah Boehly tampak seperti jalur yang ditempuh pemilik sebelumnya, Roman Abramovich yang juga royal dalam belanja pemain. Langkah itu memang tak sepenuhnya gagal lantaran selama lebih satu dekada Chelsea di bawah kendali pengusaha asal Rusia itu, Chelsea tak hanya berjaya di Liga Inggris, tetapi juga Chelsea telah berhasil meraih dua trofi Liga Champions Eropa. 

Barangkali rekam jejak itu menjadi salah satu motif yang melatarbelakangi Boehyl yang juga tak segan-segan mendukung transfer mahal pada musim ini. 

Tercatat pada transfer musim dingin ini, Chelsea mengeluarkan sejumlah besar uang untuk membeli pemain seperti Mykhaylo Mudryk (70 juta euro ataua setara 1,1 triliun rupiah), Benoti Badiashile (38 juta euro/620 miliar rupiah), Noni Madueke (35 juta euro.571 miliar), Malo Gusto (30 juta euro/489 miliar), Andrey Santos (12,5 juta euro/204 miliar), dan David Fofana (12 juta euro/195 miliar). 

Belum juga dihitung kala Chelesa membeli pemain pada musim transfer panas lalu ketika Thomas Tuchel masih menjabat sebagai pelatih.  Chelsea juga mengeluarkan sejumlah besar uang untuk membeli Wesley Fofana, Raheem Sterling, Kalidou Koulibaly, Denis Zakaria, Pierre-Emerick Aubameyang, dan Marc Cucurella. 

Apabila ditotalkan pembelanjaan Chelsea pada musim ini, Chelsea sudah menghabiskan  sekitar 9,9 triliun untuk membeli pemain. Di transfer musim dingin ini saja, Chelsea sudah mengeluarkan uang 329 juta euro atau setara 5,3 triliun. 

Tak pelak, Chelsea pun terbilang sebagai klub yang royal dalam belanja pemain, dan bahkan nekat untuk membeli dengan harga tinggi. 

Dampaknya pasti ada. Ekspetasi dari pemilik untuk performa klub pun menjadi besar. Suporter juga demikian. 

Tantangan berikutnya bukan saja pada skuad dan pemain yang berlabel harga tinggi, tetapi juga pada pelatih, Graham Potter. 

Potter yang dipilih menggantikan Tuchel di kursi pelatih Chelsea sementara berada dalam situasi sulit. Performa Chelsea tak konsisten sejauh ini. Chelsea terkapar di posisi ke-10 klasemen sementara Liga Inggris, dan mempunyai jarak 10 poin dengan empat besar.

Situasi itu tentu saja ironis dengan komposisi skuad yang dimiliki oleh tim sekaligus jumlah harga yang telah digelontorkan oleh klub. 

Makanya, pada satu sisi, pembelian besar Chelsea menjadi beban yang harus dipikul oleh pelatih. Ekspetasi besar pasti berada dipundaknya dan hal itu harus menyata lewat perbaikan performa tim untuk setengah musim yang tersisa kedepan ini. Paling tidak, Chelsea harus bisa tetap tampil di Liga Champions pada musim depan.

Kegagalan atau juga tak pulih dari situasi yang sementara terpuruk ini bisa berujung pada nasib Potter di kursi pelatih. Pemecatan bisa saja menjadi kata akhir untuk Boehly sebagaimana yang dilakukannya kepada Thomas Tuchel.  

Pada sisi lain, pembelian pemain bisa menjadi solusi untuk pelatih dalam memecahkan persoalan yang dialami tim. 

Faktor cedera pemain penting seperti Reece James, Edourad Mendy, N'golo Kante dan Mateo Kovacic  sangat mempengaruhi performa Chelsea. Ditambah lagi, cedera pada pemain baru seperti Wesley Fofana, Denis Zakaria, dan Raheem Sterling.

Cedera ikut mempengaruhi keseimbangan tim. Terlebih lagi, para pemain pengganti gagal menjadi pelapis yang bisa mempertahankan level penampilan terbaik. 

Untuk itu, langkah berani Chelesa mengeluarkan uang banyak untuk membeli pemain bisa menjadi salah satu solusi memecahkan ketidakstabilan performa tim. Tentu saja, solusi itu bisa terjawab apabila pelatih jeli dan pandai mengatur strategi dan para pemain cepat beradaptasi dengan iklim kompetesi. 

Pembelian mahal Chelsea pada musim 2022/23 seperti koin bermata dua untuk Graham Potter. Pada satu sisi, pembelian itu bisa menjadi beban yang harus dipikul lantara ekspetasi klub sudah sangat besar. 

Pada sisi lain, pembelian itu bisa menjadi solusi instan untuk mengeluarkan Chelsea dari keterpurukan. Paling tidak, targete empat bisa tercapai karena tim mempunyai para pemain yang bisa diandalkan. 

Salam Bola