Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Rahasia Benfica Menaklukan Kantong Uang Klub-klub Mapan di Eropa

2 Februari 2023   12:21 Diperbarui: 2 Februari 2023   12:25 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chelsea membeli Enzo Fernandez dari Chelsea dengan harga 121 juta Euro. Foto: AFP/Franck Fife via Kompas.com

Tak sedikit klub di daratan Eropa yang kerap menjadi perhatian klub-klub mapan lantaran aset pemain yang dimiliki. Terlebih lagi kala pemain masih berusia muda dan diprediksi mempunyai prospek yang cerah. 

Klub asal Portugal, Benfica termasuk salah satu tim yang boleh dipandang sebagai lumbung pemain muda untuk tim-tim besar Eropa. Padahal, untuk konteks Eropa, Benfica bukanlah "tim kacangan" atau pun "tim pelengkap".

Akan tetapi, Benfica kerap membiarkan aset pentingnya untuk pergi. Kalau dipikir-pikir, Benfica seharusnya mempertahankan para pemain itu agar bisa bersaing ketat di Eropa. 

Kenyataannya, Benfica lebih memilih menjual daripada mempertahankan. Tak ayal, keuntungan finansial mengalir deras untuk Benfica selama satu dekada terakhir dari penjualan para pemain. 

Klub yang sudah mengoleksi 37 gelar di Portugal dan 2 gelar Piala Eropa ini termasuk dalam kategori kuda hitam di kancah Eropa. Tim-tim mapan dari liga-liga lain kadang kelepotan kala menghadapi tim berjuluk "Burung Elang".

Terbukti pada musim ini di Liga Champions Eropa. Paris Saint Germain (PSG) harus dipaksa dua kali bermain imbang di kualifikasi grup H Liga Champions 2022/23. Bahkan PSG harus tersingkir ke posisi ke-2 lantaran kalah produktivitas dengan Benfica. 

Tak hanya itu, raksasa asal Italia Juventus harus tersingkir lantaran kalah bersaing dengan Benfica. Dua kali Juve bertekuk lutut dari tim yang dilatih oleh Roger Schmidt ini.  

Tak ayal, Benfica tampil seperti "pembunuh" klub-klub besar, serentak penakluk kantong klub-klub itu. Hal itu disebabkan oleh banyak pemain yang dilirik dan dibeli oleh klub-klub mapan. 

Musim lalu, Darwin Nunez yang tampil gemilang di lini depan Benfica membuat Liverpool kepincut untuk menggaetnya. Liverpool harus mengeluarkan uang 80 juta Euro untuk mendatangkan Nunez ke Anfield. 

Musim ini lebih menarik lagi untuk Benfica dalam urusan transfer pemain. Enzo Fernandez yang tampil gemilang bersama Argentina di piala dunia 2022 dibeli oleh Chelsea dengan harga yang cukup fantastis. Padahal, Enzo baru tiba di Benfica bulan Juli tahun 2022 lalu, dan hanya dibeli dengan harga 14 juga Euro.

Setengah musim setelahnya, harga Enzo naik drastis, 12 kali lipat dari harga aslinya saat dibeli dari River Plate. Chelsea harus merogoh sakunya dalam-dalam dengan membayar Benfica 121 juta Euro ke Benfica. Tentu saja, ini menunjukkan keuntungan finansial terbesar untuk Benfica. 

Pengalaman ini bukan sekali saja terjadi di Benfica. Sudah banyak pemain Benfica yang dibeli oleh klub-klub mapan dengan harga yang cukup tinggi. 

Sebelumnya, Benfica sempat memecah rekor penjualan Joao Felix ke Atletico Madrid dengan harga 127 juta Euro. 

Selama satu dekada terakhir, Benfica kerap masuk tim yang mendapat keuntungan besar lewat penjualan  pemain ke klub-klub mapan di Eropa.

Rahasia terbesar Benfica adalah pembinaan para pemain di akademi klub. Benfica termasuk tim yang mempunyai akdemi terbaik di Eropa. Banyak pemain didikan akademi yang tampil mengagumkan hingga menarik minat tim-tim besar. 

Pelatih Manchester City, Pep Guardiola terbilang salah satu pelatih yang kerap membeli pemain dari Benfica. Ederson, Bernardo Silva, dan Ruben Dias adalah beberapa pemain yang dibeli Pep dari Benfica. Bahkan Pep juga sempat menaruh ketertarikan pada Joao Felix, Enzo Fernandez, dan Darwin Nunez. 

Tercatat beberapa pemain yang pernah menjadi pundi-pundi uang untuk Benfica di sepuluh musim terakhir, terlebih khusus sejak tahun 2016. Dari tahun 2016, ada Renato Sanchez yang pindah ke Bayern Munchen dengan harga 35 juta Euro.

Pada tahun 2017, Benfica melepas Victor Lindelof (35 juta Euro) ke Manchster United , Ederson ke Manchester City (40 juta Euro) dan Nelson Semedo (35.7 juta Euro) ke Barcelona.

Di tahun 2019, Benfica menjadi perhatian berkat penjualan Jaoa Felix ke Atletico Madrid. Selain Felix, pada tahun yang sama Benfica juga menjual Raul Jimenez ke Wolves dengan harga 38 juta Euro.

Lalu, di tahun 2022, Benfica merelakan kepergian Darwin Nunez ke Liverpool. Tujuh bulan berselang, Benfica kembali mendapat keuntungan finansial berkat pejualan Enzo Fernandez ke Chelsea.

Penjualan para pemain ini menunjukkan sistem kerja klub yang cukup mengagumkan. 

Akademi klub Benfica juga mempunyai sistem kerja yang cukup jeli dalam mencari talenta-talenta muda di negara-negara lain untuk dididik dan dibina klub. Para pemain muda itu bahkan diberi kesempatan untuk bermain pada level senior. 

Dalam pembinaan itu, para pemain tak hanya dibina untuk bermain dengan baik, tetapi juga membangun mentalitas dalam membaca strategi permainanan dengan baik. 

Akibatnya, banyak para pemain muda yang berkembang di Benfica. Efek lanjutnya, banyak klub-klub mapan Eropa yang nekat merogoh saku untuk membeli para pemain muda yang dibina dan berkembang di Benfica. 

Benfica boleh saja kesulitan meraih juara di level Eropa lantaran para pemain pentingnya kerap dibeli oleh tim=tim mapan. Namun, di pihak lain, secara finansial Benfica mendapat keuntungan besar.  

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun