Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Real Madrid yang Tak Diunggulkan dan Jalan Mempertahankan Trofi Liga Champions

7 September 2022   06:45 Diperbarui: 7 September 2022   06:58 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Luka Modric merayakan golnya ke gawang Celtic dengan Fede Valverde. Foto: AFP/Andy Buchanan via Kompas.com

Sejak kompetesi Liga Champions beralih dari nama dan format Piala Champions di tahun 1998, sangat sulit untuk klub yang menjadi juara Liga Champions mempertahankan trofi "Si Kuping Besar" tersebut. 

Situasi berubah ketika Real Madrid menjadi juara di musim 2014/15. Saat itu, Madrid dilatih oleh pelaih Zinadene Zidane.

Madrid tak hanya berhasil mempertahankan trofi Liga Champions di musim berikutnya, 2015/16, tetapi juga berhasil meraih trofi Liga Champions untuk tiga musim berturut. 

Pencapaian itu seolah mempertegas status Madrid sebagai raja Eropa. Hal itu jug merupakan catatan sejarah yang sangat sulit diikuti klub lain di Eropa. 

Bahkan untuk mempertahankan trofi Liga Champions untuk dua musim berturut-turut masih terasa sangat sulit bagi klub-klub lain di Eropa.

Musim 2021/22 lalu Madrid berhasil menjadi juara Liga Champions. Kesuksesan Madrid tercapai berkat kemenangan kontra Liverpool 1-0 di Stade de France, Paris, Perancis. 

Perjalanan Madrid musim lalu sangatlah menarik. Pasalnya, tim yang dilatih oleh Carlo Ancelotti ini tak dipandang sebagai favorit kuat untuk menjadi juara Liga Champions. 

Hal yang sama nampak ketika Madrid bermain kontra Paris Saint Germain (PSG), Chelsea, Manchester City, hingga Liverpool di partai final. Keempat tim itu terbilang sebagai favorit kuat di Liga Champions. 

Akan tetapi, ketika menghadapi Madrid, keempat tim ini malah tampak kalah mental dan strategi Madrid yang diracik oleh Pelatih, Carlo Ancelotti.

Madrid yang tak diunggulkan malah menampilkan beberapa performa yang mengundang decak kagum. Karim Benzema dan rekan-rekannya berhasil menunjukkan kepada PSG, Chelsea, Man City, dan Liverpool pada bagaimana meraih kemenangan dan menjadi juara Liga Champions.

Untuk itu, faktor favorit di atas kertas bukanlah takaran mutlak untuk meraih kemenangan. Kendati Madrid tak diunggulkan musim lalu, namun Carlo Ancelotti berhasil meramu timnya untuk tampil efektif dan mengeluarkan mentalitas terbaik dari timnya.

Faktor yang menyebabkan Madrid tak diunggulkan musim lalu lebih karena komposisi skuad. Madrid umumnya dihuni oleh para pemain senior. 

Seperti musim ini, Madrid tak begitu aktif dalam urusan transfer pemain pada musim lalu. Hanya D. Alaba yang menambah kekuatan Madrid musim  lalu.

Musim ini, Madrid hanya merekrut dua pemain, A. Rudiger dan A. Tchouameni.  

Kendati demikian, Ancelotti berhasil meramu para pemain senior dengan pemain muda seperti Vinicius Jr, Rodrygo, F.  Valverde, dan Camavinga di tim. Formula yang sama bisa kembali berlaku pada musim ini.  

Ramuan Ancelotti berhasil. Pelatih asal Italia ini membuktikan bahwa kemenangan di Liga Champions tak hanya memerlukan dominasi tim dalam mengontrol pertandingan. 

Yang paling penting adalah efektivitas untuk memanfaatkan setiap peluang dalam mencetak gol dan dan dibarengi dengan semangat kerja para pemain sepanjang laga dan kesolidan di lini belakang. 

Gaya ini pastinya akan kembali diterapkan oleh Ancelotti pada musim 2022/23 ini. 

Secara umum, dari sisi komposisi skuad, Madrid tak terlihat sebagai unggulan utama di kompetesi nomor satu di Eropa ini. Malahan, banyak pihak kembali mengunggulkan Manchester City, PSG, Liverpool, dan Bayern Munchen.  

Dalam wawancara sebelum laga perdana di Liga Champions 2022/23 kontra Celtic Ancelotti juga mengakui bahwa timnya memang tak begitu difavoritkan pada musim ini. 

Malahan, kalau ditelisik lebih dalam, Barcelona yang merupakan rival abadi Madrid di Spanyol jauh lebih difavoritkan untuk menjadi juara Liga Champions. 

Walau demikian, Ancelotti mengakui faktor sejarah dan tradisi yang melekat kuat dengan tim asal ibu kota Spanyol ini. 

Ancelotti menyatakan di sesi wawancara sebelum laga kontra Celtic bahwa di kompetesi Liga Champions, Real Madrid selalu dihormati. Sejarah klub Real Madrid selalu menjadi bagian dari sejarah kompetesi Liga Champions. 

Ya, ucapan Ancelotti sangatlah tepat. Selain menjadi satu-satunya klub yang berhasil mempertahankan trofi Liga Champions untuk tiga musim berturut-turut, Madrid juga terbilang sebagai pengoleksi terbanyak trofi Liga Champions di Eropa. 14 trofi. 

Tradisi dan sejarah ikut membentuk mentalitas Madrid. Tak heran, Madrid kerap berhasil keluar dari situasi sulit, walaupun tak begitu diunggulkan saat berhadapan tim-tim kuat.

Musim ini, status Madrid masih berada pada level tak begitu diunggulkan untuk meraih juara di akhir musim Liga Champions. Hal ini mungkin kembali dipertimbangkan dari sisi komposisi skuad. 

Selain ditinggalkan oleh gelandang bertahan, Casemiro yang pergi Manchester United, Madrid juga menghadapi tantangan terbesar karena tak mempunyai pemain pelapis Karim Benzema yang mumpuni di lini depan.

Saat Madrid berhasil meraih kemenangan 3-0 kontra Celtic dini hari tadi WIB (7/9), Karim Benzema harus ditarik keluar di menit 30 karena pemain asal Perancis ini tampak pincang. 

Situasi ini tentu saja menantang Ancelotti untuk menghadapi ketatnya persaingan di Liga Spanyol dan Eropa. 

Ketidakhadiran Benzema di musim lalu kadang membuat lini depan Madrid tampak mandek. Beruntung bagi Madrid, Benzema yang dinobatkan sebagai pemain terbaik Eropa tahun ini tampil tanpa kendala sepanjang turnamen Liga Champions.

Di laga kontra Celtic dini hari tadi WIB, Madrid berhasil mengatasi keabsenan Benzema. Tiga gol yang bersarang ke juara Liga Scotlandia ini bisa menjadi bekal untuk Madrid mengatasi ketidakhadiran Benzema. 

Madrid yang berstatuskan sebagai juara musim lalu mengawali kompetesi Liga Champions 2022/23 dengan kemenangan yang meyakinkan. 

Kemenangan ini memberikan sinyal ke lawan-lawan lainnya bahwa Madrid siap sedia untuk mempertahankan trofi di Liga Champions. Status Madrid sebagai tim yang tak difavoritkan mesti dihapus oleh tim-tim lain kala bermain kontra Madrid. 

Madrid berada di Grup F bersama Leipzig, Shaktar Donestek, dan Celtic. Di atas kertas, Madrid menjadi favorit kuat untuk melaju ke babak 16 besar. 

Namun, secara keselurahan dari tim-tim yang berpartisipasi di Liga Champions, Madrid  keluar dari 4 besar sebagai favorit juara Liga Championsn musim ini. 

Walau demikian, faktor tak diunggulkan tak menjadi masalah besar untuk Madrid, malahan hal itu malah menjadi batu sandungan bagi tim-tim kuat di Liga Champions. 

 

Salam Bola 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun