Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pelajarannya dari Penolakan Antonio Rudiger pada Tempat Utama di Chelsea dan Pilihannya pada Real Madrid

10 Juni 2022   21:44 Diperbarui: 10 Juni 2022   22:12 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antonio Rudiger. Foto: AFP/Glyn Kirk via Kompas.com

Antonio Rudiger menjadi rekrutan anyar Real Madrid setelah musim kompetesi musim 2021/22 berakhir. Tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, Madrid berhasil mendatangkan pemain berusia 29 tahun ini dari klub Liga Inggris, Chelsea. 

Padahal, di Chelsea Rudiger menjadi andalan tetap Thomas Tuchel di lini belakang. Chelsea sudah berupaya kuat untuk mempertahankan Rudiger di Chelsea sebelum masa kontraknya berakhir. 

Namun, tawaran Chelsea tak menggiurkan Rudiger. Rudiger lebih tertarik berseragam Los Blancos daripada tetap bermain di Chelsea atau pindah ke klub lainnya di Liga Inggris. 

Keputusan Rudiger menolak Chelsea dan memilih pindah ke Real Madrid pasti beralasan. Tak gampang meninggalkan tempat regular demi bermain di sebuah tim besar yang sudah memiliki komposisi pemain yang komplit. Toh, Rudiger pergi ke Madrid bukan datang sebagai pemain untuk mengisi tempat yang lowong karena ada pemain yang pergi. 

Marcelo memang akan meninggalkan Real Madrid musim depan. Akan tetapi, pemain asal Brasil ini lebih bermain di sayap kiri, dan posisi ini bukan tempat familiar untuk Rudiger. 

Maka dari itu, pilihan Rudiger bukan sekadar untuk mencari tempat regular bermain. Lebih dari itu, pilihan itu menyangkut warna untuk perjalanan karir dari pemain timnas Jerman ini. 

Sebagaimana terlansir di Marca.com (10/6/22), Rudiger tertarik ke Madrid lebih dilatari oleh mentalitas pemenang yang ditunjukkan oleh Madrid. Ya, mentalitas ini begitu menyata di kompetesi Eropa musim 2021/22.

Bahkan Chelsea yang nota bene timnya Rudiger merasakan sengatan mentalitas Madrid di ajang Liga Champions pada perempat final Liga Champions 2021/22. Madrid mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan tak gentar meladeni permainan Chelsea di leg pertama dan kedua pada babak perempat final Liga Champions. 

Di leg kedua Rudiger mencetak gol ke gawang Madrid dan memberikan asa pada Chelsea melaju ke semifinal. Akan tetapi, Chelsea kalah mental dengan permainan anak-anak asuh Carlo Ancelotti. Rudiger dan kawan-kawannya terlihat lupa jika mereka menghadapi Madrid yang secara sudah memiliki tradisi yang kuat di Liga Champions. 

Barangkali hal ini menjadi salah satu motif dari Rudiger lebih memilih pindah ke Madrid daripada bertahan di Chelsea atau pun pindah ke klub lainnya. Padahal, di Madrid Rudiger akan bersaing dengan beberapa bek ternama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun