Laga-laga Liga Champions (24/11) hari kemarin dan dini hari tadi (25/11) memberikan berbagai warna pada beberapa tim. Dua laga menjadi sorotan saya.
Chelsea kontra Juventus dan Paris Saint Germain kontra Manchester City.
Hari kemarin, Chelsea menunjukkan kekuatannya pada pasukan asal Italia, Juventus. Kendati Chelsea belum diperkuat oleh Romelu Lukaku, Chelsea tetap tampil tajam.
Padahal, seturut rekam sejarah Lukaku bisa menambah ancaman bagi Juve. Faktor performa Lukaku bersama Inter Milan pada musim lalu bisa membuat Juve harus kerja ekstra keras.
Ternyata, Chelsea tak membutuhkan Lukaku untuk meruntuhkan Juve. Chelsea memiliki opsi lain dan lebih menjanjikan.
Semenjak Lukaku cedera, pelatih Chelsea Thomas Tuchel berhasil membangun tim yang tak hanya bersandar pada satu atau dua pemain. Para pemain lain yang berposisi gelandang mempunyai peran yang sama dalam menjebol gawang lawan.
Jadinya, Chelsea tak hanya memiliki pencetak gol dari pemain yang ditempatkan pada area striker, tetapi juga para gelandang. Ditambah lagi, formasi 3-4-2-1 membuat Chelsea tampil seimbang di setiap lini.
Dengan formasi ini, Tuchel bisa memanfaatkan para gelandag, bukan saja pengumpan, tetapi juga pencetak gol.Â
Menariknya, formasi Chelsea ini menjadi lengkap dengan keberadaan para pemain akademi. R. James, T. Chalobah, dan C. Hudson-Odoi merupakan para pemain didikan akdemi Chelsea. Ketiganya pun menyumbangkan masing-masing 1 gol ke gawang Chelsea.
Tandanya, Tuchel tak tutup mata dengan akademi Chelsea. Predesesornya terdahulu, Frank Lampard memang dikenal dengan upayanya mengorbit para pemain muda.