Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Hal-hal yang Perlu Dihindari Ketika Orangtua Berdebat di Depan Anak

5 Oktober 2021   19:21 Diperbarui: 8 Oktober 2021   13:47 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orangtua sedang berdebat di depan anak | Sumber:  doble-d via Kompas.com

Ilustrasi perdebatan suami-istri | Sumber: Alex Green via Pexels.com
Ilustrasi perdebatan suami-istri | Sumber: Alex Green via Pexels.com

Hal yang sama bisa terjadi dalam relasi suami-istri. Misalnya, pasangan suami istri berdebat. 

Mereka berdebat di depan anak-anak. Perdebatan itu menghadirkan ketegangan di antara keduanya. 

Saat itu terjadi, kontrol diri dalam menggunakan kata-kata. Kata-kata kotor dan kasar tak boleh keluar dari mulut di antara kedua belah pihak.   Tetap tenang dan sadar bahwa di antara mereka ada anak. 

Pasalnya, anak bukan saja merekam apa yang tersampaikan, tetapi bisa mengulang kata-kata yang sama ketika dia bercecok mulut dengan orang lain. 

Agar anak tak terpengaruh dari perdebatan yang terjadi, orangtua perlu mengontrol diri dalam berucap. Kata-kata yang berbau kotor dan kasar tak boleh terdengar oleh telinga anak.

Kedua, Tidak boleh merendahkan salah satu pasangan

Tak jauh berbeda dengan menghindari kata-kata kasar, dalam berdebat kita tak boleh menyerang secara pribadi. 

Lebih baik berdebat tentang ide atau pandangan, dan berupaya menjauhi pikiran negatif terhadap pribadi dari lawan debat.  

Pastinya, pasangan sudah saling mengenal satu sama lain, termasuk kelemahan di antara mereka. Kelemahan itu tidak boleh dijadikan alat untuk saling menghina dan merendahkan.

Pernah saya mendengar perdebatan sepasang suami dan istri. Karena salah satu pasangan merasa diri terpojok, dia pun mengeluarkan kata-kata menghina dengan menyebut latar belakang pendidikan dari pasangannya itu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun