Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Efek Carlo Ancelotti, Real Madrid Tampil Stabil dan Mentalitas Tim Makin Tangguh

20 September 2021   10:58 Diperbarui: 21 September 2021   02:37 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Real Madrid. | Foto: Jose Miguel Fernandez/AFP via Kompas.com

Real Madrid kehilangan beberapa sosok penting di dalam tim musim kompetesi 2020/21 berakhir. Sergio Ramos yang berperan sebagai kapten tim dan pemain senior tak memperpanjang kontraknya di Madrid. Ramos pun pergi ke klub kaya, Paris Saint Germain (PSG). 

Lalu, rekannya di lini belakang, Raphael Verane yang juga hengkang. Madrid menerima tawaran Manchester United untuk membeli pemain asal Prancis itu. Kalau dipikir-pikir, Madrid perlu mengamankannya karena Madrid sudah kehilangan Ramos. 

Namun, Madrid memilih untuk membiarkan Verane pergi. Kepergian ini pun lebih dilatari oleh keinginan Verane sendiri. Ya, daripada mempertahankan si pemain untuk bertahan, tetapi hatinya di tempat lain, itu bisa berisiko pada penampilannya di tim. 

Selain kedua pemain ini, Madrid juga harus ditinggalkan pelatih tim, Zinedine Zidane. Zidane juga memutuskan untuk mengakhiri kontrak kerja sama dengan klub. Keputusan ini diduga karena ketidakcocokan antara kebijakan klub dengan apa yang diinginkan si pelatih. 

Kepergian dari ketiga figur ini merupakan kehilangan besar bagi Madrid. Ketiganya mempunyai peran yang sangat signifikan dalam penampilan Madrid pada beberapa musim terakhir. 

Ketika Zidane pergi, Presiden klub, Florentino Perez memilih Carlo Ancelotti. Ancelotti sebenarnya bukanlah sosok baru di Real Madrid. 

Sebelumnya, Ancelotti pernah melatih Madrid. Bahkan beberapa pemain yang berada di Madrid pernah berada di bawah kepelatihan Ancelotti. 

Penentuan Ancelotti tak luput dari kesangsian dari luar lapangan. Madrid harusnya memilih pelatih yang reputasinya sangat bagus. 

Nama Max Allegri yang lebih memilih Juventus dan Antonio Conte yang kebetulan baru meninggalkan Inter Milan masuk bursa sebagai pengganti Zidane di Madrid. Namun, perkiraan banyak pihak meleset. Ancelotti malah dipilih dan ditentukan kembali menjadi pelatih Madrid. 

Meninggalkan Everton, Ancelotti menerima pinangan Madrid. Tak butuh waktu lama bagi Ancelotti memberikan pengaruh di Madrid. Dari 5 laga di La Liga Spanyol, Madrid raih 4 kemenangan dan 1 hasil seri. Dengan ini, Madrid berada di puncak klasemen sementara dengan 13 poin.

Ini menandakan efek Ancelotti yang mulai memberikan poin positif bagi Madird. Performa Madrid sejauh ini tampak stabil. 

Selain mencatatkan hasil positif di La Liga Spanyol dan di laga perdana Liga Champions, Ancelotti juga berhasil meransang beberapa pemain untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. 

Vinicius Jr. termasuk pemain yang berhasil menunjukkan perkembangan yang signifikan bersama Madrid. Sejauh ini, Vinicius sudah mencatatkan 5 gol dan menjadi top skorer kedua setelah rekan setimnya, Karim Benzema di Liga Spanyol. 

Musim lalu, Vinicius kurang tampil konsisten. Tak sedikit pihak yang menilai bahwa masa depan pemain muda itu di Madrid akan berakhir suram. Makanya, rencana menjual pemain itu ke klub lain menjadi wacana yang beredar di Madrid. 

Prediksi dari luar lapangan tentang nasib Vinicius berseberangan dengan pandangan Ancelotti. Selain keteguhan Ancelotti untuk bekerja sama dengan para pemain veteran, Ancelotti juga tidak menutup mata pada peran pemain muda. 

Vinicius Jr. adalah hasil dari konsistensi Ancelotti mempercayakan pemain muda itu. Begitu pula dengan Camavinga, pemain muda yang baru dibeli dari Rennes pada awal musim ini juga menjadi bagian penting dari sistem yang sementara dibangun oleh Ancelotti di Madrid. 

Maka tak beralasan menilai bahwa efek Ancelotti bisa membuat Madrid sebagai favorit kuat untuk meraih trofi La Liga Spanyol pada musim 2021/22. Terlebih lagi rival abadi, Barcelona dalam kondisi tak meyakinkan. Belum lagi, Atletico Madrid yang merupakan juara musim lalu bermain tak konsisten. 

Setelah pekan ke-5, Madrid berhasil berada di puncak LaLiga Spanyol. Pencapaian ini tak lepas dari pengaruh Ancelotti yang perlahan mengubah permainan Madrid.

Perubahan itu juga dibarengi dengan cara Ancelotti dalam mengatur menit dari skuad yang dimiliki. Para pemain senior dipadukan dengan para pemain muda. 

Dalam laga kontra Valencia dini hari tadi, Ancelotti menerapkan formasi yang membahasakan perpaduan antara pemain senior dan pemain muda. Formasi 4-4-1-1. Benzema ditempatkan sebagai striker tunggal dan di belakangnya ada Eden Hazard. 

Di lini tengah, Ancelotti memadukan dua pemain senior Luka Modric dan Casemiro dengan diapit oleh Vinicius dan Federico Valverde. 

Belum lagi, langkah Ancelotti dalam pergantian pemain. Luka Jovic yang sempat dipinjamkan pada musim lalu, Lucas Vazquez, Rodygo, Isco, dan Camavinga menjadi pemain pelapis yang masuk dan mengubah keadaan di stadion Valencia, Mestalla. 

Untuk kali keduanya, Ancelotti berhasil membaca situasi pertandingan dengan baik. Valencia sudah unggul lebih dahulu. Namun, kerja sama antara Vinicius dan Benzema yang masing-masing cetak 1 gol dan 1 assis membuyarkan kemenangan Valencia yang sudah ada di depan mata. 

Sekali lagi, Madrid menunjukkan mentalitas pemenang hingga akhir laga. Tandanya sangat positif untuk Madrid. Dengan ini, kepergian beberapa sosok penting di Madrid setelah musim lalu bukanlah masalah. Terlihat Ancelotti menemukan solusi untuk menutup lubang yang ditinggalkan. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun