Ancelotti bukanlah sekadar pelatih senior. Dia membuktikan kelihaiannya dalam membaca permainan tim lawan.
Kendati Inter membuat pergerakan yang menyulitkan barisan belakang Madrid, Ancelotti tampak tenang. Bahkah selepas laga pelatih asal Italia itu mengatakan bahwa Madrid perlu mengalami penderitaan karena permainan lawan. Tujuannya, agar Madrid bisa bersatu untuk meladeni permainan tim lawan.
Filosofis ini sangat lekat dengan sosok yang sudah senior dengan dunia sepak bola. Tertekan karena permainan lawan adalah bagian dari pertandingan. Yang paling penting adalah bagaimana caranya menyikapi situasi tersebut.
Berkat kemenangan Madrid kontra Inter, maka peta persaingan di Liga Champions makin dekat. Tak sedikit pihak yang berpikir bahwa tim-tim dari Liga Inggris akan kembali mendominasi Liga Champions musim 2021/22.
Namun, perlu disadari bahwa Ancelotti termasuk pelatih yang sudah meraih trofi Champions di dua tim berbeda, AC Milan dan Real Madrid. Faktor pengalaman itu ditambah dengan tradisi Madrid yang sudah mengantongi 13 piala Liga Champions, terbanyak di Eropa.
Perkawinan antara Ancelotti sebagai pelatih dan tradisi Madrid di Liga Champions bisa saja membawa kejutan di Liga Champions. Ancelotti bukan sekadar pelatih senior, tetapi dia juga mempunyai kemampuan yang perlu diwaspadai oleh tim-tim lawan di Liga Champions.
Salam Bola