Gol tendangan bebas Mikkel Damsgaard (menit ke-39) membungkam publik Inggris dan membangkitkan sukacita suporter Denmark.
Akhirnya, gawang Inggris yang dikawal oleh Pickford pecah perawan di Euro 2020. Hanya lewat tendangan bebas.
Gol itu membangkitkan rasa cemas. Apalagi Inggris belum pernah kebobolan selama turnamen Euro 2020. Bisa saja, gol itu meruntuhkan mentalitas pemain Inggris dan merusak pola permainan tim.
Rupanya tidak. Inggris terlihat lebih dewasa. Mentalitas para pemain tidak turun. Pola permainan tidak kendur. Malahan Denmark yang agak kalang kabut dengan pola serangan dan permainan Inggris.
Gol yang dinantikan pun tiba. Gol bunuh diri dari kapten Denmark, Simon Kjaer. Ini menjadi bukti bahwa Denmark tampak kalang kabut dengan reaksi Inggris atas kebobolan ke gawangnya.
Kendati laga berlangsung hingga perpanjangan waktu, Inggris tidak mengendurkan serangan ke gawang Denmark. Barisan pertahanan Denmark tampil rapat. Barangkali tim Dinamit ingin mengakhiri laga dengan drama tendangan penalti.
Tendangan penalti tidak hanya membutuhkan skill, tetapi mentalitas yang dipadukan dengan keberuntungan. Mungkin, Denmark berharap pada kondisi seperti itu.
Asa Denmark guna menentukan nasibnya di Euro 2020 lewat tendangan penalti pupus. Barangkali karena terlalu ditekan dan faktor kelelahan, pemain Denmark melakukan pelanggaran kepada Raheem Sterling.
Harry Kane menjadi algojo tendangan penalti. Tendangannya ditepis oleh kiper Denmark, Kasper Schmeichel namun pemain yang diminati oleh Manchester City secepat mungkin menyambar bola tepisan kiper Denmark.
Skor berubah di menit 104. 2-1 di perpanjangan waktu. Kali ini suporter Denmark yang bungkam. Peluang mengakhiri laga dengan drama adu penalti makin tertutup.
Rasanya sulit menembus pertahanan Inggris. Organisasi permainan Inggris begitu rapi. Selama Euro 2020, belum ada satu pun tim yang mampu menembus barisan pertahanan Inggris lewat komposisi serangan terbuka ke daerah pertahanan Inggris.