Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilema Dua Menantu Serumah, Bersaing Rebut Perhatian Mertua

20 Maret 2021   20:21 Diperbarui: 20 Maret 2021   20:29 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pexels.com via www. beatuynesia.id

Dua tahun sudah, Niel dan Meta (nama samaran), menikah. Niel harus membawa istrinya, Meta ke rumah orangtuanya. Apalagi kakak laki-lakinya yang juga sebagai anak sulung tinggal di provinsi lain. Kakaknya juga sudah berkeluarga dan memiliki satu orang anak.

Niel dan Meta telah dikarunia seorang anak. Umur dua tahun. Keberadaan anak ini menjadi kegembiraan tersendiri di dalam rumah. Orangtua Niel terlihat bergembira dengan keberadaan cucu mereka.

Relasi dengan anak mantu mereka terlihat akur. Tak bermasalah. Sering keluar bersama. Anak mantu juga kerap membantu bisnis mama mertua. Lalu mereka juga pergi bersama. Jadinya, walau dua keluarga tinggal serumah, situasinya aman-aman saja.

Situasi perlahan berubah. Kakaknya Niel, sebut saja Tian, memilih pulang. Dia membawa pulang anak dan isterinya. Gara-gara situasi pandemi, pekerjaan mereka di provinsi tetangga juga ikut berdampak.

Rumah orangtua menjadi pilihan Tian untuk menetap. Apalagi ayah mereka masih aktif bekerja. Sementara itu, ibu mereka mempunyai usaha yang cukup stabil. Kondisi ini paling tidak bisa membantu Tian dan keluargannya, sambil mencari tempat kerja di kotanya sendiri.

Rumah pun menjadi kediaman bagi tiga keluarga. Dua orang anak mantu. Dua orang cucu. Serta masih ada anak gadis, saudari dari Niel dan Tian yang belum menikah.

Kenyataan ini membuat situasi rumah berubah total. Ada anak mantu yang berada di satu rumah. Tinggal serumah untuk waktu yang lama bisa menjadi pengalaman yang menantang. Tidak masalah hanya melakukan kunjungan untuk sementara waktu. Akan tetapi, kalau sudah tinggal berbulan-bulan, pastinya situasi rumah menjadi berbeda, terlebih khusus relasi antara menantu dan mertua.

Satu orang menantu sudah lama menetap di rumah itu. Keberadaannya diterima dengan baik. Dia sudah menjadi bagian terpenting dari keluarga.

Sementara salah satu menantu harus beradaptasi dengan situasi rumah. Tidak gampang baginya untuk tinggal bersama mertuanya. Terlebih lagi itu merupakan pengalaman pertama baginya. Jadinya, dia nampak kaku. Belum lagi berelasi dengan istri dari saudara suaminya. Situasinya juga bisa berbeda. 

Tidak sampai di situ. Menantu yang sudah lama menetap di rumah itu pun mulai merasa tidak nyaman. Ketidaknyamanan itu menyangkut perhatian mertua kepadanya. Apalagi anak mantu yang baru datang terbilang ramah dan rajin. Tak heran, anak mantu yang sudah lama menetap kerap berupaya menjaga agar perhatian yang dulu didapatinya tidak hilang. Makanya, dia pun selalu terlibat aktif di rumah.

Situasi dua anak mantu di satu rumah bukanlah perkara gampang. Mertua bisa terjebak pada perbandingan di antara kedua anak mantu mereka. Pastinya, anak mantu yang aktif dan berinisiatif bisa diterima dan dihargai. Namun, yang tidak terlibat aktif bisa saja menjadi bahan perbincangan. Ujung-ujungnya, orangtua bisa saja tidak menghiraukan anak mantunya walau tinggal di satu rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun