Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Thomas Tuchel Menanti Ujian yang Lebih Sulit

18 Februari 2021   07:34 Diperbarui: 18 Februari 2021   11:52 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Frank Lampard harus menerima pil pahit dari klub. Dipecat. Thomas Tuchel ditunjuk untuk menggantikan Lampard di kursi pelatih. Pastinya, Tuchel juga tahu kalau resiko menjadi pelatih Chelsea. Situasinya akan sama besarnya dengan kenyataan saat dia dipecat klub kaya asal Perancis, Paris Saint-Germain (PSG).

Kedua klub sama-sama dipegang oleh pengusaha kaya dan sudah berinvestasi pemain mahal. Ambisi untuk meraih prestasi tak bisa dielak. Pada saat target tidak tercapai, nasib pelatih pun bisa menjadi salah satu taruhan.  

Sejauh ini, Tuchel menunjukkan kinerja yang cukup menjanjikan. Enem laga tak terkalahkan. Dari enem laga itu, Tuchel hanya sekali meraih hasil seri dan hanya satu gol yang masuk ke gawang Chelsea.

Tuchel juga berhasil mengangkat posisi Chelsea di klasemen sementara Liga Inggris. Chelsea berhasi naik ke posisi 4 menggeser Liverpool dan West Ham.

Barangkali target untuk meraih trofi Liga Inggris harus ditangguhkan dulu. Pasalnya, Manchester City terlihat sulit terkalahkan pada tahun 2021 ini. Target realistis bagi Tuchel adalah mengamankan tempat di empat besar, termasuk menjadi nomor 2 di klasemen Liga Inggris. Jarak Chelsea dengan peringkat ke-2 dan ke-3 hanya selisih 4 poin. Jarak yang cukup realistis apabila menimbang penampilan MU dan Leicester yang kadang tidak stabil.

Enem pertandingan tidak bisa menjadi tolok ukur keberhasilan Tuchel di Chelsea. Tuchel masih harus berhadapan dengan beberapa tim besar seperti Manchester City, Manchester United, Arsenal, Liverpool, Leicester City, dan Everton.

Memang Tuchel sudah berhadapan dengan Tottenham Hotspur, salah satu tim di Liga Inggris yang bermain cukup bagus. Chelsea berhasil memenangi laga dengan skor 1-0 dari titik penalti. Namun, ujian sesungguhnya saat timnya berhadapan dengan tim-tim tangguh lainnya.

Pada titik itu pula, Tuchel bisa mengukur sejauh mana dia bisa mengeluarkan kemampuan terbaik dari timnya. Pada beberapa pekan ke depan, Chelsea akan menjalankan beberapa laga berat. Selain bertemu Atletico Madrid di Liga Champions, anak-anak asuh Tuchel juga akan bermain kontra Manchester United (1/3/21) dan kontra Everton (6/3/21).

Laga-laga ini akan menjadi ujian untuk mengukur sejauh mana Tuchel telah mengembalikan kemampuan terbaik Chelsea. Dengan skema permainan 3-4-3, Tuchel berupaya untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dari beberapa pemainnya yang tumpul di bawah asuhan Frank Lampard.

Skema ini menjadi pola yang diterapkan Tuchel saat mengalahkan Newcastle United (2-0). Dalam skema ini, Timo Werner dimainkan pada sisi kiri dari tiga penyerang Chelsea. Skenario berjalan baik. Werner menjadi pemain yang terlihat agresif di lini depan Chelsea. Alhasil, Werner mengakhiri puasa gol di Liga Inggris sejak bulan November.

Juga, Tuchel menghidupkan Marcos Alonso. Alonso mengalami berkah dari kedatangan Tuchel di Chelsea. Di bawah asuhan Lampard, Alonso seolah dibekukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun