Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Andaikata Gibran Kalah di Pilkada Solo

8 September 2020   21:55 Diperbarui: 8 September 2020   22:08 2692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Gibran sewaktu melakukan pendaftaran untuk Pilkada di Solo. Sumber foto: Antara Foto/Mohammad Ayudha via Kompas.com

Politik kerap kali penuh dengan pengandaian. Pelbagai spekulasi bisa saja tercipta. Spekulasi itu penuh dengan pengandaian. Makanya, sangat sulit untuk menentukan secara pasti peta politik dalam sebuah kontestasi, termasuk Pilkada.

Saya memperhatikan status seorang teman di media sosial beberapa pekan terakhir. Status teman ini selalu berkutat dengan situasi politik di kabupatennya di bagian Barat pulau Flores.  

Beberapa pekan lalu, dia menjagokan salah satu calon sebagai pemenang dari pilkada di kabupatennya itu. Namun, spekulasi ini buyar ketika melihat kerumunan massa dari lawan politik sewaktu pendaftaran di KPU, dan dia pun menilai jika pasangan itu berpeluang menang.

Tadi sore, spekulasinya kembali berubah. Kali ini dia tidak hanya berspekulasi pada salah satu calon. Akan tetapi, dia memperkirakan dua calon yang bisa bertarung secara seru dalam kontestasi pilkada di kabupatennya.

Mencermati statusnya itu, saya menarik kesimpulan kecil. Dunia politik selalu penuh dengan teka-teki. Sangat sulit untuk diprediksi dan diterka. Barangkali di dunia matematika, kita memastikan setiap perhitungan. Namun, di dunia politik, perhitungan hati nurani para pemilih sangat sulit untuk dikalkulasikan.

Begitu pula beberapa figur yang mungkin dinilai berpeluang menang dalam kontestasi pilkada. Mereka berpeluang menang karena faktor latar belakang tertentu. Mereka juga berpeluang karena faktor kerumunan massa yang mereka tampilkan, baik itu sewaktu pendaftaran maupun pada musim kampanye.

Masih terekam dalam ingatan saya tentang pilkada di kabupaten kami. Lima tahun lalu. Salah satu calon memiliki kerumunan massa yang luar biasa. Lapangan bola di tengah kota dipenuhi oleh banyak orang sewaktu dia melakukan kampanye.

Situasi berbeda sekali dengan lawan politiknya. Tampak tenang. Tidak terlalu mencolok saat berkampanye.

Situasi berbeda pada saat pemilihan dan hasil pemungutan suara. Di saat hasil pemilihan keluar, yang memenangi kontestasi adalah pasangan yang tidak terlalu mencolok sewaktu masa kampanye. Banyak yang terkejut. Akan tetapi, satu pelajaran yang pasti bahwa di dunia politik selalu penuh dengan kejutan.

Masuknya Gibran Rakabuming Raka, putera Presiden Jokowi, juga penuh kejutan. Pasalnya, Gibran terlihat lebih menekuni dunia bisnis daripada mengikuti jejak sang ayah untuk berpolitik. Sebagaimana Presiden Jokowi, Gibran juga ubah haluan. Gibran memutuskan untuk pindah haluan dari bisnis ke dunia politik.

Banyak pihak yang menyoroti perpindahan haluan itu. Dalil politik dinasti menjadi sasaran tembak dari pelbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun