Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Akankah Pilpres (2024) Dihiasi oleh Anak-anak Mantan?

18 Juli 2020   16:34 Diperbarui: 18 Juli 2020   16:28 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran, Putera Presiden RI, Jokowi dan AHY, putera dari mantan Presiden SBY. Mereka pernah bertemu dalam suatu kesempatan. Pertemuan ini bisa dinilai sebagai pertemuan dua politikus muda. Akankah keduanya meramaikan pilpres 2024? Sumber foto: Warta ekonomi.co.id

Partai PDIP merestui Gibran Rakabuming Raka, Putera sulung Jokowi menjadi calon walikota Solo. Inilah salah satu topik yang menghiasi diskusi politik tanah air saat ini. Topiknya menghangat karena Gibran adalah anak seorang Presiden. Kalau bukan itu, boleh jadi diskusinya hanya sebatas konteks tertentu.

Tentang ini, pelbagai orang mengulasnya dari pelbagai sudut pandang. Ada yang menilik dari faktor pengalaman Gibran sendiri dalam dunia politik. Ada pula yang mengaitkannya dengan bapaknya, Presiden Jokowi.

Ada juga yang menilai dari faktor pemilihan Gibran daripada kader-kader PDIP lainnya, terutama Purnomo. Hingga orang menilainya dari keberadaan dinasti politik di tanah air.

Masuknya Gibran ke dunia politik menambah daftar keberadaan dinasti politik di tanah air. Sudah banyak tercatat di mana dinasti politik menjadi salah satu wajah tersendiri dalam kontestasi politik.

Pada satu sisi, tidak masalah jika dinasti politik itu ada. Bisa saja, keluarga itu berdarah politik. Dalam arti, ada minat yang lahir turun menurun dari para anggota untuk berpolitik.

Betapa tidak, ada banyak orang yang orangtuanya pernah berpolitik, tetapi anak-anak mereka tidak berminat sama sekali untuk memasuki dunia yang sama. Misalnya, di Manggarai, Flores. Sampai saat ini, belum ada bupati dan wakil bupati yang berasal dari satu keluarga yang sama.

Persoalannya jika dinasti politik itu diciptakan untuk mendominasi iklim politik tanah air. Anggota keluarga dipaksakan untuk terlibat dalam dunia politik, meskipun yang bersangkutan tidak mempunyai kompetensi untuk berpolitik.

Andaikat skenario dari dinasti politik hanya untuk mengabsahkan pengaruh keluarga dalam kontestasi politik, hal ini tidak sehat untuk percaturan politik di tanah air. Bukan tidak mungkin ini menyebabkan pengebirian kandidat-kandidat politis yang lebih kompeten hanya demi melanggengkan kepentingan keluarga sendiri.

Harapannya, hadirnya Gibran dalam dunia politik bukan untuk mengabsahkan pengaruh politik keluarga Jokowi. Sebaliknya, ini terlahir karena minat dan kompetesi berpolitik Gibran, yang mana tidak jauh berbeda dari bapaknya. Juga, itu terlahir dari niat pribadi dan murni untuk menjadi seorang pemimpin politik yang berkompeten tanpa terikat bayang-bayang sang ayah.

Masuknya Gibran dalam percaturan politik tanah air menambah daftar anak-anak (mantan) presiden berpolitik. Kalau saya tidak salah hanya anak mantan presiden BJ Habibie yang terlihat bebas dari dunia politik tanah air (koreksi saya jika saya salah).

Selebihnya, dari presiden pertama, Soekarno, Soeharto, Megawati Soekarno Puteri, Gus Dur, SBY, hingga Presiden Jokowi saat ini, anak-anaknya terlibat dalam dunia perpolitikan tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun