Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mentalitas "Jam Karet", Pembiaran dan Pembelaan Diri pada Ketidaktepatan Waktu

28 Januari 2020   06:20 Diperbarui: 28 Januari 2020   10:25 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto Kompas.com

Mentalitas jam karet ini mungkin tidak terjadi di seluruh konteks Indonesia. Istilah mentalitas jam karet ini saya jumpai untuk segelintir orang dalam konteks kami di Manggari, Flores, NTT.

Meski tidak semuanya menghidupi mentalitas ini, tetapi ada segelintir orang yang menghidupi mentalitas ini.

Mentalitas jam karet ini nampak saat orang terbiasa dengan keterlambatan dan tidak tepat waktu dalam menghadiri sebuah kegiatan.

Contohnya, saat ada sebuah kegiatan dan waktunya sudah disepakati bersama. Namun pada kenyataannya, banyak yang terlambat dan tidak tepat waktu. Namun orang memahami hal itu dan berusaha memakluminya dengan beralasan mentalitas jam karet.

Jadinya, ketidaktepatan waktu bukan menjadi persoalan yang tidak perlu disikapi secara serius. Dengan kata lain, orang umumnya sudah menerima dan memahami situasi tersebut.

Bahkan tidak jarang juga terjadi kalau kesepakatan mengatur jadwal dan waktu sebuah kegiatan bergantung pada mentalitas jam karet tersebut.

Misalnya, saat sebuah acara disepakati untuk berlangsung pada jam tertentu. Tetapi di balik kesepakatan itu ada juga awasan berupa mentalitas jam karet yang memungkinkan orang terlambat. Orang pun membuat jadwal lebih awal dari waktu yang seharusnya karena penyelenggara sudah tahu banyak yang akan datang terlambat.

Kalau jadwal kegiatan jam 10 pagi, penyelenggara sengaja menyampaikannya jam 9 pagi dengan pertimbangan mentalitas jam karet. Saat banyak yang terlambat, kegiatan pun bisa diundur hingga jam 10 sebagai waktu yang sudah ditentukan penyelenggara.

Mentalitas jam karet ini secara umum berlaku bagi siapa saja yang tidak tepat waktu. Jadwal sudah ditetapkan tetapi selalu terlambat dan tidak tepat waktu.

Ada kegiatan bersama dan orang selalu beralasan kegiatan itu diundur karena mentalitas jam karet yang dihidupi di masyarakat.

Di balik pandangan seperti ini, saya kira berdiam sebuah pembiaran dan pembenaran ketidaktepatan waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun