Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pemecatan Valverde yang Terlambat dan Keuntungan Real Madrid

14 Januari 2020   14:24 Diperbarui: 14 Januari 2020   21:06 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ernesto Valverde mengamati jalannya laga Barcelona vs Valencia dalam final Copa del Rey di Stadion Benito Villamarin, 25 Mei 2019. (foto: AFP/JOSE JORDAN via kompas.com)

Unggul tiga gol di leg I di Camp Nou, Barcelona malah kemasukan 4 gol di leg II di Anfield. Ini adalah salah satu drama yang terjadi dalam kompetesi semifinal Liga champions antara Barcelona kontra Liverpool pada musim lalu.

Hasil ini pun mencuat spekulasi kalau Valverde mesti angkat kaki di awal musim 2019/20. Namun hal itu tinggal spekulasi yang mana Valverde tetap bertahan di Camp Nou.

Namun hasil semifinal piala supercopa (10/1/20) kontra Atletico Madrid menjadi akhir dari karir Ernesto Valverde di Barcelona. Kekalahan 3-2 menjadi laga terakhir Valverde sebagai pelatih El Barca.

Betapa tidak, dalam laga itu Barca yang sudah unggul 2-1 hingga menit 80-an, malah kemasukan dua gol dalam tentang waktu enem menit. Hasil buruk ini menjadi salah satu tolok ukur dari keberadaan Valverde di Camp Nou.

Manajemen Barca pun memberikan konfirmasi kalau mantan pelatih Atheletic Bilbao itu mesti angkat kaki dari Camp Nou.

Valverde menghabiskan dua setengah tahun di Barca. Dia berhasil mempersembahkan dua trofi La Liga, satu Copa del Rey dan satu Super Coppa. Namun pencapaian dua setengah tahun ini dinilai tidak menjamin Valverde yang gagal total di kompetesi liga champions.

Pemecatan Valverde di pertengahan musim merupakan sebuah keputusan berani. Ada pelbagai konsekuensi yang bisa muncul kalau pelatih baru datang.

Pastinya para pemain sudah merasa nyaman dengan taktik dan pendekatan Valverde selama dua setengah tahun. Penentuan pelatih baru juga membutuhkan waktu bagi para pemain untuk beradaptasi dengan sistem dan cara baru. Kalau proses adaptasi berjalan lambat, boleh jadi hasil yang dicapai di lapangan hijau juga ikut tumpul.

Tetapi kalau pelatih yang ditentukan tidak berbeda jauh dari filosofi yang dibangun oleh Barca, bisa jadi penentuan itu memberikan poin positif hingga akhir musim.

Singkatnya, pemecatan dan penentuan pelatih di pertengahan musim serupa dengan permainan judi yang mesti mempertimbangkan pelbagai macam konsekuensi.  

Dikabarkan kalau Quique Setien yang ditetapkan untuk menggantikan Valverde (Marca.com 13/1/20). Setien dinilai sebagai salah satu pengikut filosofi Barca. Dengan penentuan ini, Setien pun masuk kriteria manajemen klub dan dukungan suporter.

Valverde Sumber foto: bleacher report football
Valverde Sumber foto: bleacher report football
Bukan rahasia lagi kalau penentuan pelatih di Barca mesti selalu mempertimbangkan aspek karakter pelatih dan hubungannya dengan filosofi klub. Kadang kala terjadi pelatih yang ditentukan adalah mereka yang mengikuti filosofi klub. Setien dipandang sebagai salah satu pelatih yang mengikuti filosofi klub Catalonia.

Valverde dipecat meski Barcelona untuk sementara duduk di posisi puncak klasemen La Liga. Di posisi kedua ada Real Madrid, rival abadi Barcelona.

Sebenarnya, Real Madrid dan Barcelona mengumpulkan poin yang sama 40 poin dari 19 laga. Perbedaanya terletak soal produktivitas mencetak gol. Sejauh ini Barca berhasil mengemas 49 gol sementara Real Madrid 36 gol.

Ini artinya kans Barca untuk mempertahankan titel La Liga tiga tahun berturut-turut akan mendapat tantangan serius dari klub ibukota Spanyol. Tantangan itu kian berat dengan pemecatan Valverde dan kedatangan pelatih baru.

Sekiranya pelatih baru bisa mempertahankan trend positif klub untuk tetap berada dan bersaing di La Liga. Tetapi kalau tidak, pemecatan Valverde hanya akan menjadi keuntungan bagi Real Madrid.

Sejauh ini anak-anak asuh Zidane mulai menunjukkan konsistensi mereka di La Liga. Di awal tahun baru ini mereka mengawali kompetesi dengan catatan yang positif. Selain menjuarai piala Super coppa,  Real Madrid juga berhasil mengatasi klub se-kota, Getafe di kompetesi La Liga (3-0) di awal tahun ini.

Ini bisa berarti kalau Real Madrid yang di awal musim agak tertatih-tatih sudah mulai menemukan ritme dan pola yang tepat. Semuanya ini terjadi berkat Zidane yang tetap bertahan pada sistem yang ada sembari mencari para pemain yang tepat untuk berada dalam sistem tersebut.

Dalam situasi ini, Real Madrid bisa memanfaatkan situasi di klub Catalonia. Dalam mana, El Barca berpeluang menghadapi ketidakstabilan selepas kepergian pelatih dan kedatangan pelatih baru.
Situasi ketidakstabilan ini bisa dimanfaatkan Real Madrid untuk mengontrol klasemen La Liga.

Barcelona sudah mengambil keputusan memecat Valverde di pertengahan musim. Ini mungkin dinilai tepat oleh sebagian orang tetapi terlambat untuk pihak lain. Meski demikian, Real Madrid bisa mengambil keuntungan kalau kehadiran pelatih baru Barca tidak membawa perubahan pada penampilan tim di musim yang tersisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun