Jalan-jalan yang terjal ,kering kerontang.Â
Air yang mengalir meluap, seakan-akan murka kepada rakyat jelata dan para boneka-boneka berpangkat.
disana , sosok-sosok pemimpin itu berdiri
sedangkan alam seakan-akan tak berhati nurani mencurahkan tabir-tabir bencana ,penyakit dan bencana.
         Dulu dan sekarang tiada perbedaan, bilamana sang pembeda telah lenyap tertelan kedukaan dan terkadang terlupakan oleh imajinasiÂ
kesenangan duniawi. cakrawala yang mempesona nan megah itu suatu hari akan berbatu namun semuanya akan sirna jikalau
kepasrahan terpatri di dalam hati yang murni.
        Surgawi nan indah atau malapetaka yang membawa kesengsaraan belaka
tangis, pilu itu pasti yang akhirnya membawa sebuah kematian. Masa depan ataukah kemurkaan
kecanggihan atau hanya sebuah kebetulan? takdir atau kematian ataukah perencanaan?
tanah,air,,,