Mohon tunggu...
Don Moccacino
Don Moccacino Mohon Tunggu...

Nobody

Selanjutnya

Tutup

Politik

Upil

8 April 2011   22:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aneh tapi nyata , setelah saya mencoba menempatkan diri saya dimasa silam , saya tetap tidak bisa mengingat, malah   kapan pertama kalinya saya bisa mengupil sendiri pun tidak bisa ingat. Tidak mungkin sejak  bayi karena tentu saja pasti bukna saya yang melakukannya.  Saya hanya ingat pertama kali mendengar  suatu cerita lucu  tentang upil dikedai kopi dikampung halaman waktu saya SMP.

Cerita upil yang pertama saya dengar dari seorang bapak bapak yang suka sekali bercerita dan minum kopi dari sehitam hitamnya gelas karena kopi, seiring juga dengan lamanya rentang waktu dia bercerita dan tanpa disadari pemilik warung, bapak itu sudah mendapatkan dua gelas kopi untuk pembayaran segelas kopi . Beli satu dapat dua . caranya sangat halus, setelah dalam jeda waktu setengah jam beliau menyeruput kopinya setengah gelas , dan kemudian beliau minta tambah kopi karena rasa kopinya tidak terasa, sepeminuman teh kemudian  beliau meminta tambah gula karena kepahitan dan sepenanakan nasi kemudian beliau meminta tambah air karena terasa terlalu kental.. Kemudian setelah minum kopi hasil tambahan itu beliau meminta tambah air sampai warna gelas itu menjadi putih kembali setelah berkali kali ditambah air, dan dijeda waktu itulah saya pertama kali mendengar cerita tentang upil

Kemudian Bapak itu bercerita , begini ceritanya .....(ini gaya gaya presenter cerita hantu di TV)

“Ada seorang  Bapak bapak naik Bus dari Jakarta – Padang, Di Gunung Medan ternyata sopirnya mengantuk, dan mobil pun kehilangan kendali meluncur ke pinggir jalan dan masuk kedalam semak semak (untung bukan jurang) . Setelah bis itu berhenti,  penduduk sekitar berdatangan, dan kemudian paramedis kerja cepat langsung mengevakuasi para korban . Aneh bin ajaib, dari sopir 1 , sopir 2 dan kondektur nya beserta seluruh penumpang bis selamat tidak kurang suatu apapun kecuali seorang bapak bapak yang duduk paling belakang. Hidungnya bolong kecil dan dilingkaran yang bolong itu terlihat darah kering.

Paramedis bertanya ;

”pak,  semua penumpang tidak ada yang luka kecuali Bapak. Emangnya Bapak tadi saat mobil keluar jalan sedang ngapain?

Bapak yang Luka Hidungnya ;

” Ooo tadi waktu sopirnya ngantuk dia tidak bilang saya, kalau tadi dia bilang saya , saya tentu tidak akan mengupil”

Jujur saja, melihat gaya si bapak peminum kopi ”2 gelas bayar 1 gelas ” itu bercerita , saya tertawa terbahak bahak .

Saya terus memaksa pikiran saya mengingat ngigat alasan kenapa saya pengen sekali menulis tentang upil.

Langsung saya tanpa kesulitan teringat pada cerita upil yang kedua . Ttentang seorang Bapak yang bercerita kepada anaknya bahwa dia makan upil. Anak nya sangat takjub melihat sang bapak sangat pemberani memasukkan jari kelingking sehabis mengupil. Padahal setelah mengupil dengan jari kelingking , jari kelingking tersebut "seolah olah dimasukkan kedalam mulut" , padahal yang masuk itu jari manis . Hmm Nice Old Trick

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun