Mohon tunggu...
Doni pratama
Doni pratama Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Cuma menulis saja

Cuma menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Kepemimpinan Risma dalam Penanggulangan Banjir

18 Maret 2021   12:49 Diperbarui: 18 Maret 2021   13:09 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak
Kota Surabaya menjadi role model percontohan global dalam permasalahan mengatasi sampah. Program Risma dengan kebijakan Sustainable Development Goals mampu mengatasi masalah limbah sampah di Kota Surabaya. Lebih lanjut, penelitian ini akan menjelaskan bagaimana kepemimpinan Tri Rismaharini sebagai Walikota Surabaya dalam menggerakkan partisipasi publik dan birokrasi dalam mengatasi permasalahan sampah. Metode penelitian ini menggunakan kulitatif deskriptif. Data penelitian didapatkan dari data primer melalui informan Aparatur Pemerintah Kota Surabaya dan masyarakat yang cukup representatif. Data skunder dengan mengutip buku, jurnal, dokumen dan media online. Teknik analisa data dalam penelitian ini melalui reduksi data, display data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan Tri Rismaharini memiliki gaya kepemimpinan yang disiplin dan tegas, baik dalam melayani masyarakat. Meskipun Risma dikenal sebagai pemimpin yang tidak dapat menerima kritik, maupun saran. Namun cenderung participating, sebab lebih membersamai proses dan pelaksanaan di lapangan dan cenderung telling, dimana menuntut untuk tegas dan disiplin terhadap pengelolaan sampah di Kota Surabaya.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Pengelolaan Sampah

Abstract
The city of Surabaya is becoming a global model model in the problem of tackling waste. Risma program with Sustainable Development Goals policy is able to solve the problem of waste waste in Surabaya. Furthermore, this study will explain how Tri Rismaharini's leadership as Mayor of Surabaya in driving public participation and bureaucracy in tackling the garbage problem. This research method uses descriptive skin. Research data obtained from primary data through informants surabaya city government apparatus and the community is quite representative. Secondary data by quoting books, journals, documents and online media. Data analysis techniques in this study through data reduction, data display and drawing conclusions. The results showed that Tri Rismaharini's leadership has a disciplined and assertive leadership style, both in serving the community. Although Risma is known as a leader who cannot accept criticism, nor advice. But tend to participating, because it is more concerned with the process and implementation in the field and tends to tell, where demanding to be firm and disciplined against waste management in the city of Surabaya.

Keywords: Leadership, Waste Management


PENDAHULUAN
Kepemimpinan seorang Kepala Daerah dituntut untuk memiliki pemikiran yang visioner, salah satunya dengan memiliki pola pikir yang inovatif dan kreatif. Inovasi dan kreativitas Kepala Daerah dalam membuat kebijakan yang akan diimplementasikan dalam program-program kerja akan berdampak langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, kepemimpinan berkaitan dengan kepentingan publik atau kebutuhan masyarakat yang dinamis. Dengan demikian, dibutuhkan sosok pemimpin yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Sehingga dapat menginspirasi pemimpin lainnya untuk ke arah masa depan yang lebih baik.

Pemimpin perempuan yang cukup populer adalah Walikota Surabaya Tri Rismaharini. Lebih lanjut, kepemimpinan Risma cukup unik dan berbeda dengan kepemimpinan Kepala Daerah perempuan lainnya. Sebab dinilai sangat tegas kepada para birokrat di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya. Risma juga dinilai cukup out of the box, karena mempunyai cara yang unik dan berbeda dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Atas prestasinya, Risma  terpilih walikota terbaik ke 3 di dunia berdasarkan The World Mayor Project dalam bidang kebijakan sosial dan ekonomi terhadap Kota Surabaya. Prestasi tersebut, sejajar dengan Wali Kota Calgary Kanada Naheed Nenshi yang peringkat 1, disusul Walikota Ghent Daniel Termont dari Belgia yang peringkat ke 2.

Salah satu prestasi Risma adalah mengatasi persoalan sampah di Kota Surabaya. Kepemimpinan Risma dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Surabaya dapat dikatakan berhasil. Pun demikian, program Risma terkait dengan kebijakan Sustainable Development Goals (SDG's) mampu mengatasi masalah limbah sampah di Kota Surabaya. implementasi kebijakan tersebut, salah satunya penggunaan kantong plastik yang tidak boleh dipakai lagi atau penggunaan sekali pakai. 

Terlebih lagi, Risma menerbitkan Surat Edaran nomor 660.1/7953/436.7.12/2019 yang di tujukan kepada semua pelaku usaha di Surabaya, serta memberi sosialisasi ke pasar, mal, restoran, agar tidak menggunakan plastik bagi pelaku usaha. Surat edaran ini sebagi tindak lanjut Perda Kota Surabaya No 1 tahun 2019 tentang perubahan atas Perda No 5 tahun 2014 tentang pengelolaan sampah dan kebersihan dan upaya pengendalian sampah.

Kota Surabaya menjadi role model percontohan global dalam permasalahan mengatasi sampah. Sementara itu, penduduk Surabaya yang berjumlah 3,07 juta jiwa menghasilkan sampah sebanyak 1600 ton perhari. Seharusnya jumlah sampah di Kota Surabaya hanya 2.600 Ton setiap harinya, dari jumlah penduduk sebanyak 3,07 juta jiwa. Selain itu, Risma mengajak seluruh warga untuk memilah sampah organik maupun non-organik yang di mulai dari sampah rumah tangga. Sampah organik digunakan sebagai pupuk kompos atau dapat juga di gunakan untuk urban farming, kemudian sampah non-organik mereka kumpulkan dan dijual setiap minggunya.  Kota Surabaya juga berhasil membentuk 400 rumah kompos yang dimanfaatkan sebagai energi listrik di sekitar tempat pembuangan sampah (TPA) dan penerangan taman, serta sebagai bahan bakar gas untuk memasak.

Pada  Tahun 2019 Kota Surabaya menerima tiga penghargaan sekaligus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu Adipura Kencana, kinerja pengurangan sampah, dan Nirwanita Tantra. Sementara itu, Kota Surabaya di bawah kepemimpinan Risma telah menerima penghargaan Adipura 8 kali berturut-turut. Kondisi tersebut, dikarenakan Kota Surabaya telah konsisten mewujudkan kebersihan dan keindahan kota. Sebelumnya, Kota Surabaya menerima penghargaan bergengsi dunia "the 4th Guangzhou International Award for Urban Innovation" yang di gelar di Guangzhou, China, pada 7 Desember. Sehingga keberhasilan Kota Surabaya dalam mengatasi persoalan sampah penting untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Penulis mencermati studi-studi terdahulu sebagai bahan referensi, bahan pembaharuan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Lebih lanjut, studi Fachrudin menunjukkan kepemimpinan perempuan memberi pengaruh positif dalam menciptakan efektifitas pemerintahan di Kota Surabaya. Selain itu, tesis Achmad membuktikan kepemimpinan Tri Rismaharini dapat membentuk karakter masyarakat Kota Surabaya dalam melestarikan lingkungan (N. terlebih lagi, Rahmi memperlihatkan kompetensi Tri Rismaharini dalam perspektif emotional intelligence terhadap warga Surabaya dipengaruhi oleh kedekatan emosi, intensitas pertemuan dan hubungan personal maupun fungsional (Rahmi, 2015). Penelitian Jena menunjukkan etika kepedulian telah mewarnai karakter kepemimpinan Tri Rismaharini (Jena, 2016). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun