Begitu layangan berpindah tangan,anak itu langsung berlari.Tak sabar ia menerbangkan lelayang di birunya langit.
Setelah beberapa pembeli berlalu,aku mengeser tempat duduk lebih dekat biar bisa ngobrol.Kang layangan yang minta di panggil Doni. Ia datang bersama rombongan pedagang keliling antar kota.
Setiap tahun mereka datang, untuk berjualan di Festival Tabut Bengkulu.Selain layangan,kelompok mereka juga membawa aneka barang dan cemilan. Doni senyam-senyum, waktu kutanya sehari laku berapa layangan
“lumayan ….. sehari bisa 15 …kalau lagi ramai bisa 25” jawabnya.
Meski pelaksanaan Festival Tabut Bengkulu 2025 diwarnai pecah kongsi, antara Pemprov Bengkulu dan Keluarga Kerukukan Tabut (KKT). Tapi ramai dan meriahnya suasana fesrival tetap terasa. Sehingga Doni dan kawan-kawan pedagang lainya tak perlu merugi****Bengkulu Juli 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI