Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menelisik Dalang Kerusuhan Papua

20 Agustus 2019   15:26 Diperbarui: 20 Agustus 2019   17:47 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Dari semua isu yang teridentifikasi, terlihat bahwa isu yang memiliki  kecendrungan besar memantik kerusuhan adalah isu dalam negeri karena kalau kita membedah isu luar negeri, semua isu yang ada tidak relevan untuk memicu kerusuhan sebagai contoh kehadiran Benny Wenda sudah diantisipasi oleh kementerian luar  negeri dengan melakukan pendekatan melalui negara pasifik yang pro-Indonesia seperti Papua Nugini dan Fiji, kemungkinan besar dia tidak akan diijinkan ikut, kalaupun Benny Wenda ikut dia tidak akan diijinkan berpidato, sedangkan bersatunya organisasi pendukung kemerdekaan Papua tidak berpengaruh apa-apa karena sesungguhnya Benny Wenda bukan orang yang berpengaruh dan eksis di luar negeri, jauh berbeda dengan Ramos Horta ketika menuntut kemerdekaan Timor Leste, begitu pula dengan isu ketiga yakni tekanan dari Australia karena sesungguhnya Australia terikat dengan Perjanjian Lombok tahun 2006, selain itu posisi Autralia sejalan dengan Amerika Serikat yang menginginkan Indonesia yang kuat untuk membendung pengaruh Tiongkok di Laut China Selatan.

Malah yang paling berpotensi memantik kerusuhan adalah isu dalam negeri, yaitu tekanan terhadap Presiden Jokowi sebelum pelantikan Presiden terpilih di bulan Oktober, tujuannya adalah untuk memastikan dan mendapatkan saham di struktur kekuasaan/pemerintahan, mereka memanfaatkan polarisasi akibat isu SARA yang masih tajam di masyarakat untuk memantik kerusuhan, yang paling gampang saat ini adalah isu Papua dan saya yakin masih akan banyak isu yang akan digoreng sebelum bulan Oktober. Sebagai masyarakat biasa saya hanya bisa berharap para "orang kuat" ini masih memiliki hati nurani dan tidak mengorbankan nyawa anak bangsa dan keutuhan NKRI hanya untuk kepentingan pribadi. Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun