Mohon tunggu...
Donald Siwabessy
Donald Siwabessy Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Karakter Positif Melalui Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM)

27 Maret 2024   13:18 Diperbarui: 27 Maret 2024   15:45 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PkM STT Saint Paul (Sumber: Dokpri)

Kedua materi yang disampaikan adalah implementasi dari hasil penelitian kedua narasumber yang juga sebagai dosen STT Saint Paul, dan dipresentasikan dalam kegiatan PkM tersebut.

Ibu Hertina Soerjaman dalam materi disampaikannya mengemukakan, bahwa seseorang untuk memiliki karakter yang positif tidaklah mudah, hal itu disebabkan karena natur keberdosaan yang dimiliki manusia. Keberdosan itu menyumbang kerusakan baik segi fisik, emosi, hingga kerusakan hubungan dengan sesama manusia dan Tuhan penciptanya.

Menurut ibu Hertina, kerusakan itu kemudian memposisikan manusia hadir dengan karakter yang buruk atau rusak. Maka Solusi terhadap kondisi tersebut menurutnya tidak dapat dimungkinkan seseorang dengan menempuh cara yang lain selain membangun kembali hubungan dengan Tuhan penciptanya.

Menurutnya, secara khusus bagi umat Kristen hal itu bisa terjadi ketika seseorang memiliki hubungan yang baru dengan Yesus sebagai Tuhannya.

Sejalan dengan pemateri pertama, pemateri kedua, bapak Dominggus Pote menyoroti upaya keliru manusia membaguskan karakternya dengan mengidolakan atau mengimitasi para selibritas atau publik figur agar mirip seperti mereka.

Upaya demikian menurut Dominggus adalah langkah semu yang berujung pada kekecewaan hidup manusia. Lanjutnya, karakter yang posisitif hanya bisa diraih ketika seseorang, secara khusus bagi umat Kristen, ketika menjadikan Yesus sebagai idola utama atau teladan utama dalam hidupnya.

Kenapa Yesus? Menurut Dominggus karena tangisan, tekanan, dan penderitaan Yesus saat menjalani pengorbanan di salib mewakili atau menjadi jaminan bagi tangisan, tekanan dan penderitaan manusia dalam segala aspek hidup, termasuk dalam upaya membangun karakter yang positif, sehingga hal itu dimungkinkan terjadi.

Apa yang disampaikan ibu Hertina Soerjaman, M.A, M.Th,  dan bapak Dr (Cand.) Dominggus Pote, M.Th dalam paparan materi mereka, tak kebetulan bersesuain dengan masa dimana umat Kristen sedang dibawa pada masa perenungan akan pengorbanan kematian dan kebangkitan Yesus.

Uraian kedua materi itu dikuti dengan sesi interaksi atau tanya jawab. Nampak antusiasme audiens PkM hari itu dalam berdiskusi dengan menyampaikan beberapa pertanyaan. Akhirnya kegiatan PkM itu ditutup dalam doa bersama setelah berlangsung kurang lebih 2 jam.

PkM STT Saint Paul (sumber: Dokpri)
PkM STT Saint Paul (sumber: Dokpri)

Sebelum kegiatan PkM itu berakhir saya sengaja bertanya kepada salah seorang pengurus Yayasan Bina Trisola Indonesia tentang apa arti penting kegiatan itu menurutnya. Secara singkat ditanggapi, bahwa kegiatan PkM itu dilihat penting sebab sejalan dengan salah satu misi YBTI, yaitu usaha pelayanan kemasyarakatan melalui kegiatan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun